Menurut Mendag Zulkifli Hasan, industri besi dan baja dikenal dengan sebutan ‘mother of industries’ atau ibunya industri karena produk besi dan baja digunakan untuk mendorong perkembangan industri lainnya.
Indonesia saat ini merupakan eksportir besi dan baja terbesar ke-10 dunia pada 2021 dengan pangsa pasar 3,37 persen. Tren pertumbuhan ekspor besi dan baja Indonesia dalam lima tahun terakhir adalah yang terbesar di antara 30 besar eksportir besi dan baja dunia, yaitu sebesar 49,3
persen.
Baca Juga:
RI-Chile Jalin Kesepakatan Peningkatan Perdagangan Barang dan Jasa
Kementerian Perdagangan mencatat, besi dan baja menduduki peringkat ketiga komoditas ekspor Indonesia pada 2021. Pada periode tersebut, nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia mencapai nilai USD 21,4 miliar.
Nilai ini meningkat sebesar 90,2 persen dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar USD 11,2 miliar. Pada periode Januari–Mei 2022, nilai ekspor besi dan baja
Indonesia ke dunia sudah mencapai USD 12,5 miliar, yang berarti nilai ini lebih tinggi 80,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yaitu USD 6,9 miliar.
“Pertumbuhan yang sangat signifikan ini merupakan bukti keberhasilan kebijakan hilirisasi industri besi dan baja yang ditetapkan pemerintah,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Baca Juga:
Pembukaan TIIMM G20, Mendag: Momentum Tepat Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dunia
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan menyampaikan, keberadaan industri, termasuk industri besi dan baja, ke Kabupaten Bekasi telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap perkembangan Kabupaten Bekasi.
“Kerja sama kami dengan dunia industri terus berjalan baik. Ketika pandemi Covid-19 terjadi, peran dunia usaha di sektor industri cukup besar di Kabupaten Bekasi,” ungkap Dani Ramdan.
Sementara itu, Presiden Direktur PT GRP Argo Sangkaeng menyampaikan apreasiasinya atas dukungan pemerintah.