WahanaNews.co, Jakarta - Sektor otomotif di Indonesia tidak hanya menciptakan lapangan kerja, namun juga telah menjadi katalis bagi inovasi, penelitian, dan pengembangan.
Pemerintah telah menetapkan arah pengembangan industri otomotif ke arah kendaraan ramah lingkungan, melalui percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Baca Juga:
Kemenperin Teken MoU di Bidang Industri hingga Negosiasi Upgrading ACFTA 3.0
Ekspansi industri otomotif yang pesat menghasilkan ekosistem electric vehicle (EV) yang memiliki produsen, pemasok, dealer, dan penyedia layanan yang kuat.
Pengembangan ekosistem EV tidak lepas dari kebutuhan akan investasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ketersediaan SDM Industri yang kompeten akan meningkatkan produktivitas dan menjadikan industri lebih berdaya saing.
Hal ini berusaha diwujudkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi di Politeknik STMI Jakarta yang diarahkan untuk mendukung kebutuhan SDM bidang otomotif.
Baca Juga:
Kemenperin Dukung Percepatan Industri 4.0 dan Target Pengurangan Emisi GRK
“Keberadaan kalian sebagai mahasiswa Politeknik STMI Jakarta, menjadi bagian dari ekosistem pengembangan industri otomotif melalui penyediaan kompetensi kerja yang dibutuhkan oleh industri otomotif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat memberikan kuliah umum Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik STMI Jakarta di Jakarta, Selasa (29/8).
Politeknik STMI Jakarta adalah perguruan tinggi vokasi industri dalam naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian yang memiliki program-program studi terkait otomotif, di antaranya Teknik Industri Otomotif, Sistem Informasi Industri Otomotif, Administrasi Bisnis Otomotif, Teknik Kimia Polimer, dan Teknologi Rekayasa Otomotif.
Peminat politeknik tersebut cukup tinggi. Pada tahun 2023, terdapat 3781 pendaftar melalui Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) dengan hanya 400 orang yang diterima. Ke depan, politeknik tersebut akan terus meningkatkan jumlah lulusan, dengan setidaknya 600 sarjana terapan per tahun untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja sektor industri otomotif.