"Kami pikir bitcoin jeblok ke bawah US$ 30.000/koin di tahun ini," tambahnya.
Jackson mengatakan probabilitas terjadinya crash bitcoin hingga ke bawah US$ 30.000/koin sebesar 30%.
Baca Juga:
Tips Cara Trading Bitcoin untuk Pemula, Dijamin Untung!
Sebelumnya analis UBS mengatakan pasar kripto berisiko mengalami "winter" alias penurunan kemudian stagnan selama bertahun-tahun.
Kripto "winter" sebelumnya pernah terjadi pada 2018 lalu, ketika bitcoin ambrol harganya lebih dari 70%, kemudian stagnan cenderung menurun hingga April 2019.
Tim analis UBS yang dipimpin James Malcolm mengatakan kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) di tahun ini akan menurunkan daya tarik bitcoin.
Baca Juga:
Peretas Klaim Bobol Komputer Kementerian Pertahanan Israel, Ambil Informasi Sensitif
Selain itu, Malcolm juga menyatakan investor kripto kini mulai melihat bitcoin bukan "maya uang yang lebih bagus", sebab memiliki volatilitas yang tinggi.
Dari rekor tertinggi yang dicapai pada 10 November lalu, di atas US$ 68.000/koin, hingga hari ini bitcoin sudah jeblok lebih dari 46%.
Selain itu, faktor lain yang berisiko memicu crypto winter adalah kemungkinan adanya regulasi dari pemerintah di berbagai negara. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.