Pada periode 2020-2022, angka literasi keuangan perempuan yang meningkat ini merupakan hasil dari OJK menempatkan perempuan sebagai kelompok prioritas untuk dilakukan edukasi dan literasi keuangan.
"Kita melihat pentingnya peranan perempuan dalam hal mengelola keuangan keluarga dan juga peranan perempuan yang sangat penting di dalam memberikan pendidikan atau edukasi keuangan terhadap anak-anaknya," ungkap Kiki.
Baca Juga:
Industri Fintech Bergolak di IFSE 2024, OJK Serukan Perlindungan Konsumen
Namun demikian, untuk indeks inklusi keuangan, kelompok gender laki-laki tetap berada di posisi yang lebih tinggi yaitu sebesar 86% dibandingkan indeks inklusi keuangan perempuan di angka 83,88%.
Secara keseluruhan, hasil SNLIK 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia naik dengan menggembirakan.
Angkanya mencapai 49,68% atau hampir 50%, naik dibandingkan tahun 2019 yang berada pada posisi yang sebesar 38,03%. Sedangkan untuk indeks inklusi keuangan, tahun ini mencapai 85,1%, meningkat dibandingkan periode 2019 yang sebesar 76,19%.
Baca Juga:
OJK dan FSS Korea Bahas Pengawasan Lintas Batas dan Kerja Sama Keuangan
SNLIK 2022 ini dimulai pada Juli hingga September 2022 di 34 provinsi. Ada 76 kota/kabupaten dengan responden 14.634 orang yang berusia 15-79 tahun.
OJK memang melakukan survei setiap 3 tahun sekali. Metode yang digunakan dan indikatornya tetap sama yaitu untuk indeks literasi keuangan, dengan parameter pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku.
Peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan merupakan hasil kerja sama yang terjalin baik antara OJK, Kementerian/lembaga terkait, Industri Jasa Keuangan dan berbagai pihak lainnya, baik dalam wadah Dewan Nasional Keuangan Inklusif maupun Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang jumlahnya mengalami kenaikan dari 171 di tahun 2019 menjadi 462 TPAKD di tahun 2022.