Meski Zerebro ramai diperbincangkan, bukan berarti modal harus difokuskan sepenuhnya pada satu koin. Diversifikasi portofolio tetap penting untuk mengurangi risiko. Trader bisa mengalokasikan sebagian modal ke Zerebro, sementara sisanya ditempatkan pada koin besar seperti Bitcoin atau Ethereum yang lebih stabil.
Dengan strategi ini, potensi keuntungan dari Zerebro tetap ada, namun risiko kerugian besar bisa ditekan karena ada aset lain yang menyeimbangkan portofolio. Bagi investor Indonesia yang baru memulai, diversifikasi menjadi langkah bijak agar perjalanan trading lebih berkelanjutan.
Baca Juga:
Mengenal Dasar Aset Crypto, Pengertian, dan Jenisnya
8. Memanfaatkan Bursa Lokal dan Global
Di Indonesia, regulasi crypto sudah mulai berkembang dengan adanya pengawasan dari Bappebti. Trader sebaiknya menggunakan platform yang resmi dan aman untuk meminimalisir risiko penipuan. Jika Zerebro sudah tersedia di bursa lokal, maka trader bisa lebih mudah membeli dengan rupiah.
Namun jika likuiditas lebih besar ada di bursa global, trader bisa mempertimbangkan untuk trading di exchange internasional dengan catatan tetap memperhatikan keamanan dan biaya transaksi. Memilih platform yang tepat merupakan bagian dari strategi yang sering diabaikan, padahal bisa mempengaruhi hasil trading secara signifikan.
Baca Juga:
Bedanya Rak Sepatu Tertutup dan Terbuka, Mana yang Lebih Bagus?
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan trading Zerebro di Indonesia memiliki potensi menarik, terutama karena hype komunitas dan peluang spekulasi harga yang tinggi. Namun, potensi ini juga dibarengi dengan risiko besar.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.