WahanaNews.co | Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen mengembangkan program SMART Fisheries Village atau desa perikanan pintar.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP I Nyoman Radiarta mengungkapkan, program ini bagian dari upaya pengembangan yang tidak hanya fokus pada pengembangan produk perikanan, tapi juga produk turunan lainnya dengan tetap memperhatikan ekologi.
Baca Juga:
Serangan Brutal KKB di Papua: Satu Polisi Tewas, Warga Terluka
"Harapannya dengan memanfaatkan seluruh potensi tersebut dapat sebagai pengungkit untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa," paparnya dalam Bincang Bahari bertajuk Smart Fisheries Village, yang disiarkan di YouTube Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (21/7).
Nyoman menyebutkan, penggunaan teknologi digital dalam aspek teknis dan aspek manajerial perikanan budidaya menjadi inti dari model program yang akan diterpakan di desa.
Ia meyakini, konsep tersebut bisa membuat aktivitas budidaya perikanan berkembang. Sehingga tidak hanya menghasilkan produk ikan saja, tapi produk lainnya.
Baca Juga:
Penukaran Utang dengan Konservasi, KKP Optimalkan Terumbu Karang di Wilayah Timur
Seperti menjadi tempat wisata kulier, wisata edukasi dengan berbagai varian aktivis yang meliputi, menanam padi hingga memberi pakan ikan. Kemudian menjadi wisata olahraga seperti memancing.
"Saya kira ini menjadi aktivitas - aktivitas yang menarik yang belakangan ini menjadi sorotan-sorotan atau menjadi target daripada masyarakat-masyarakat melepaskan kejenuhan," papar dia.
Lebih lanjut Nyoman menyebutkan mengatakan, saat ini sudah ada dua proyek percontohan yang telah berjalan. Satu berada di Desa Panembangan, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah dan di salah satu Unit Pelaksana Teknis milik KKP.
SMART sendiri memiliki akronim, huruf S kepanjangan dari Sustainble atau berkelanjutan. Artinya pemanfaatan lahan untuk meningkatkan produktifitas budidaya perikanan musti memperhatikan aspek-aspek ramah lingkungan.
Kemudian M kepanjangan dari Modernization, yang berarti moderanisasi berbasis inovasi-inovasi dari KKP untuk mendukung produksi perikanan di level desa.
Selanjutnya huruf A, kepanjangan dari Acceleration atau akselarasi.Artinya mengedepankan kebersamaan dalam pemecahan suatu permasalahan.
Lalu huruf R, kepanjangan dari Regeneration atau regenerasi yang berarti melakukan transfer keahlian pada usia produktif untuk mengembangkan produksi perikanan.
Terakhir, huruf T kepanjangan dari Technology yang artinya pemanfaatan aplikasi digital untuk aspek teknis maupun menejerial.
"Teknologi dalam artinya kita memanfaatkan teknologi - teknologi terkini yang sudah berkembang saat ini, seperti melalui e comerce, start up, inilah saatnya kita coba kombinasikan dengan perikanan budidaya," tandasnya. [qnt]