WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) nongkrong bergerombol di Starbucks dengan seragam dinas dan berbicara keras di ruang publik membuat Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa murka setelah menerima laporan langsung dari layanan pengaduan WhatsApp yang baru diluncurkan bertajuk Lapor Pak Purbaya pada Rabu (15/10/2025).
Menteri Purbaya menyebut laporan itu datang dari seorang wiraswasta yang merasa terganggu karena sekelompok pegawai DJBC bukan hanya berkumpul, tetapi juga menjadikan kafe tersebut sebagai tempat rapat informal sambil membahas urusan aset dan kiriman mobil dengan nada suara yang didengar jelas oleh pengunjung lain.
Baca Juga:
Peringatan Hari Bea dan Cukai ke-79: Tangguh dalam Mengawasi, Tulus dalam Melayani
“Hari Senin ke depan kalau ada yang ketemu begini lagi, gue akan pecat, walaupun katanya pecat pegawai negeri susah, saya akan pecat, saya persulit hidupnya, masa nongkrong di Starbucks, berpakaian seragam? Enggak kira-kira lu, kalau mau itu nongkrong yang sopan-sopan dikit lah, paling enggak tidak kelihatan,” ujar Purbaya di kantornya, Jumat (17/10/2025).
Purbaya menegaskan bahwa dirinya tidak akan segan mengambil tindakan tegas terhadap pegawai DJBC maupun Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang terbukti melenceng dari tugas mereka sebagai Aparatur Sipil Negara dan meminta masyarakat terus menyampaikan laporan jika melihat perilaku menyimpang di lapangan.
Menurut laporan yang diterimanya, pegawai DJBC itu datang lengkap dengan seragam dinas, berkumpul bersama beberapa petugas lain termasuk yang berpakaian preman, dan melakukan kegiatan tersebut seharian penuh hampir setiap hari tanpa memedulikan etika pelayanan publik.
Baca Juga:
Purbaya Siapkan WA Pengaduan, Masyarakat Bisa Laporkan Petugas Pajak dan Bea Cukai Nakal Tanpa Perantara
“Yang dibicarakan selalu tentang bisnis aset gimana, mengamankan aset, baru dapat kiriman mobil gimana jualnya, mohon diawasi dan ditindak, saya wiraswasta, risih lihat bergrombol, ngobrol keras-keras seharian setiap hari dengan baju dinas Bea Cukai,” kata Purbaya menirukan isi laporan.
Purbaya mengaku heran karena meski sebelumnya sudah mengancam akan memecat pegawai yang bertindak seenaknya, masih ada oknum yang nekat berulah seolah tidak menganggap serius peringatannya.
“Jadi saya baru tahu, walaupun kita sudah menggebrak-gebrak, masih ini di bawah seperti ini, artinya mereka tidak peduli, dianggapnya saya main-main,” tegasnya.
Ia memastikan setiap laporan yang masuk ke layanan Lapor Pak Purbaya akan ditindaklanjuti karena masyarakat yang melapor diminta menyertakan identitas jelas, termasuk alamat kejadian dan data pelapor untuk memudahkan proses verifikasi.
“Ini akan ditindak ya, ini lengkap tempatnya, alamatnya lengkap, jadi pasti bisa kita kejar,” tutup Purbaya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]