WahanaNews.co, Jakarta -Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus mengembangkan sentra industri kecil dan menengah (IKM) karena berperan penting terhadap upaya peningkatan produktivitas dan daya saing pelaku IKM di daerah. Langkah strategis ini juga diyakini dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam hal ini, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) bersinergi dengan pemerintah daerah seperti Kabupaten Gianyar untuk mendorong penguatan ekosistem industri kerajinan perak secara menyeluruh.
Baca Juga:
Jumlah Produksi dan Perajin Meningkat, Sentra IKM Batik Mojokerto Kian Bergeliat
Kolaborasi ini diwujudkan melalui pembangunan Sentra Industri Kerajinan Perak yang berlokasi di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, sebuah kawasan yang sejak lama dikenal sebagai pusat kerajinan perak tradisional Bali.
Desa Celuk memiliki sejarah panjang dalam seni kerajinan perak yang telah berkembang sejak tahun 1915. Kerajinan perak yang diproduksi, awalnya hanya untuk keperluan upacara adat, namun pada 1935 mulai merambah sektor perhiasan dan aksesori yang diproduksi untuk kepentingan komersial.
Memasuki era modern, perajin mulai menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan inovasi, sulitnya menjangkau pasar yang lebih luas, hingga minimnya pelatihan dan dukungan manajerial. Pemerintah menyadari dibutuhkannya sebuah wadah kolektif yang mampu mengintegrasikan berbagai sumber daya untuk meningkatkan daya saing industri kerajinan perak di Desa Celuk.
Baca Juga:
Kemenperin Perkuat Branding IKM Kosmetik dan Obat Tradisional Lokal
“Diperlukan sinergi kuat antara pemerintah pusat dan daerah agar pembangunan sentra IKM bisa tepat sasaran dan berkelanjutan. Hal ini untuk memastikan bahwa sentra benar-benar menjawab kebutuhan pelaku IKM di lapangan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Rabu (23/4).
Reni mengungkapkan, kolaborasi dalam pengembangan Sentra IKM Kerajinan Perak Celuk tidak hanya fokus pada pengembangan sentra, tetapi juga menyasar pada peningkatan efisiensi produksi, pengembangan inovasi dan kreativitas, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia perajin perak. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Kamis (24/4).
[Redaktur: JP Sianturi]