WahanaNews.co, Jakarta - Pembelian alat perang bekas menjadi sorotan belakangan ini. Topik ini menjadi hangat terutama karena disinggung dalam debat calon presiden (capres) belum lama ini.
Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra menjelaskan, pihaknya fokus melihat adanya kekosongan pada alat perang. Sehingga, kata dia, perlu pengadaan secara cepat.
Baca Juga:
Sudah Tua Tapi Masih Berjaya, Ini Dia Artileri ‘Nenek Moyang’ AS
"Sehingga kalau kita mau beli yang baru tidak secepat itu dan tidak semudah itu," katanya dalam acara Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional yang disiarkan YouTube Media Center Indonesia Maju, Jumat (12/01/24).
Dia mengatakan, kalaupun ada uang belum tentu bisa dibeli. Ia pun mengibaratkan, jika membangun sebuah rumah dan atapnya bolong maka atap itu harus segera ditutup. Sementara, jika membeli yang baru maka akan butuh waktu yang lama.
"Sementara yang ada tersedia, bukan bekas, tapi masih layak digunakan dan siap dipakai, makanya itulah yang segera kita taruh di situ," katanya.
Baca Juga:
Indonesia Segera Punya: Jet Tempur Klasik F-15 EX yang Dibenci Rusia dan China
Ia pun mengatakan, pihaknya telah membeli 42 unit pesawat tempur baru Rafale. Dia bilang, belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia pengadaan alat baru sebanyak 42 unit.
"Belum pernah ada sejarah selama republik ini berdiri pengadaan alat perang baru 42 unit," katanya.
Itu saja, kata dia, baru siap (ready combat) baru 7 tahun yang akan datang. Dia mengatakan, sambil menunggu pesawat-pesawat itu jadi, maka kekosongan itu harus diisi.