Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2024, akan lebih melambat dibanding 2023. IMF menggambarkan pertumbuhan global tahun ini resilient but slow. Penjualan eceran juga diperkirakan menurun.
Indonesia harus keluar dari middle income trap. Bappenas telah memproyeksikan pendapatan per kapita rakyat kita akan naik dari kisaran 4 ribu dolar Amerika Serikat (AS) saat ini menjadi lebih dari 30 ribu dolar AS di tahun 2045.
Baca Juga:
Deputi Kemenkop UKM: Koperasi Berperan Penting Tingkatkan Kapasitas UMKM dan Taraf Hidup
Dalam menghadapi kondisi tersebut, Kemenkop UKM tengah memperkuat basis ekonomi unggulan di masing-masing daerah melalui Rumah Produksi Bersama (RPB). RPB sambung Temmy, meningkatkan pendapatan pelaku UMKM dan koperasi melalui hilirisasi berbasis komoditas unggulan lokal.
“Mendekatkan pelaku UMKM dengan inovasi teknologi melalui Pembangunan pabrik pengolahan skala menengah yang dikelola oleh koperasi. Serta memperkuat ekosistem bisnis dan kemitraan antara UMKM, koperasi dan Usaha Besar,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengamini, saat ini kondisi global memang tak baik-baik saja. Adanya disrupsi teknologi mendorong pelaku usaha untuk menciptakan sistem bisnis berbasis teknologi yang lebih efisien, fleksibel, dan berkelanjutan.
Baca Juga:
Kemenkop UKM Terus Dukung UMKM di Tengah Penurunan Daya Beli Masyarakat
“Ditambah industri perbankan masih menerapkan suku bunga tinggi, sehingga menjadikan pasar modal solusi paling feasible bagi UMKM memperoleh pendanaan jangka panjang, serta memperkuat struktur permodalan usaha,” tandasnya. Demikian dilansir dari laman kemenkopukmgoid, Senin (12/8).
[Redaktur: JP Sianturi]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.