Untuk itu, Kementerian Perdagangan mendorong kolaborasi dalam membangun ekosistem e-commerce (niaga elektronik/niaga-el) melalui empat pilar, yaitu sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terbuka terhadap perubahan, inovatif, dan punya kemauan berkembang; lokapasar bersinergi dengan UMKM melalui serangkaian pelatihan oleh penyedia layanan lokapasar untuk UMKM; ritel modern berperan memberikan akses kemitraan agar jangkauan produk UMKM dapat semakin luas; dan lembaga pembiayaan atau perbankan memberikan akses pembiayaan bagi UMKM.
Wamendag menerangkan, menurut data Bank Indonesia, nilai transaksi niaga-el sepanjang 2022 sebesar Rp476,3 triliun, meningkat 18,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor niaga-el diperkirakan tumbuh secara konsisten sekitar 17–22 persen pada 2025, seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring.
Baca Juga:
Makin Digemari, Volume Transaksi QRIS Bank Muamalat Naik 148% pada Kuartal III-2024
Nilai ekonomi layanan pembayaran digital pada 2022 mencapai USD 266 miliar atau tumbuh 13 persen dibandingkan 2021 dan diproyeksi akan tumbuh sebesar 17 persen di angka USD 421 miliar pada 2025.
“Kolaborasi, kerja sama dan adaptasi digital menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan. Kami yakin melalui kolaborasi dengan semua pihak terkait dapat menciptakan ekosistem digital yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan memberikan efek positif bagi perekonomian Indonesia,” pungkas Wamendag. [jp/jup]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.