Proyek ini bertujuan mendukung pelaksanaan elemen-elemen kunci dari agenda reformasi Pemerintah Indonesia dalam bidang TVET, termasuk dalam hal ini Strategi Nasional (Stranas) Vokasi.
Sebagai acara penutupan Proyek TRS 2.0 yang berakhir pada Juni 2024 ini, Kemenko Perekonomian didukung oleh GIZ menggelar konferensi yang bertajuk TVET Partnership: Shaping the Future of Indonesia’s Vocational System.
Baca Juga:
Indonesia Dorong Percepatan Aksesi OECD dan Integrasi Ekonomi ASEAN untuk Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan
Konferensi ini bertujuan menegaskan kembali pentingnya TVET dalam agenda nasional untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia dalam mengatasi tantangan pembangunan SDM.
Dalam rangkaian acara juga dilaksanakan talkshow yang terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama bertema “Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi”, dan sesi kedua bertema “Navigating TVET through Dynamic Environment”.
Telah banyak capaian yang diperoleh selama tiga tahun pelaksanaan TSR 2.0, di antaranya mendukung proses penyusunan Stranas Vokasi dan mekanisme koordinasi TVET melalui dukungan Bundesinstitut für Berufsbildung (BiBB) atau lembaga koordinasi TVET Jerman, serta mendukung KADIN melalui kegiatan KADIN Capacity Development (KCD), yang dirancang secara sistematis dan praktis untuk membantu perusahaan menjalankan kegiatan vokasi.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil Tekankan Peran Penting APBN sebagai Katalisator Perkembangan Perekonomian
Proyek ini juga menginisiasi pelatihan-pelatihan in-company master trainer untuk selanjutnya melatih pelatih tempat kerja yang disebarkan ke seluruh industri. Kolaborasi TSR 2.0 juga menginisiasi penggunaan alat virtual reality (VR), instrumen digital yang sangat efektif untuk membantu pembelajaran vokasi, mulai dari mengatasi kekurangan guru hingga menghemat biaya praktik kerja.
“Saya yakin, hasil dan legacy yang ditinggalkan dari agenda bersama ini akan berdampak dan berkelanjutan. Kami berharap kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Jerman dapat terus berlanjut ke depan dalam rangka memajukan TVET System di Indonesia, guna menghasilkan SDM yang terampil, berdaya saing dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja ke depan,” ujar Deputi Rudy.
Cluster Coordinator of GIZ Indonesia and ASEAN Thomas Foerch juga menyampaikan bahwa TVET System Reform bertujuan mendukung upaya Pemerintah Indonesia mereformasi TVET di Indonesia, dan dilakukan melalui serangkaian pendekatan strategis yang berkaca dari pengalaman Jerman mengembangkan sistem ganda pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.