"Harapannya adalah dalam waktu sekitar dua bulan ini teman-teman yang ditugaskan di Jateng dan DIY sudah bisa menunjukkan bahwa pelaksanaan jargas di dua wilayah itu sudah berjalan. Jadi sekitar bulan Juni nanti itu targetnya sudah mulai kelihatan bahwa jargas sudah mulai konstruksi di wilayah Jateng dan DIY," katanya.
Tak hanya itu, Rachmat juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah kembangkan Gaslink C-cyl. Pengembangan itu dilakukan oleh salah satu afiliasi usahanya yaitu PT Gagas Energi Indonesia (Gagas).
Baca Juga:
Pelindungan Konsumen Sistem Pembayaran
Gaslink C-cyl adalah CNG yang dimanfaatkan untuk pelanggan sektor industri dan komersial yang disalurkan menggunakan tabung dengan kapasitas 20-25 M3 atau setara dengan 20 Kg.
Itu yang sudah bisa berjalan untuk rumah makan. Kalau di Jakarta itu contohnya Rumah Makan Pagi Sore, itu sudah menggunakan C-Cyl. Jadi dia tidak lagi menggunakan LPG, tetapi menggunakan gas dari CNG," ungkapya.
Selain itu Rachmat juga menyampaikan bahwa PGN juga akan memasuki era LNG untuk ritel.
Baca Juga:
Menuju Satu Dekade Memberi Manfaat, Pemerintah Terus Dorong KUR untuk Usaha Produktif
"Ke depan PGN itu tidak hanya melakukan (distribusi) melalui gas pipa, tetapi PGN juga akan memasuki era LNG," ujarnya.
Perlu diketahui, bahwa Pertamina sebagai induk PGN sudah mengalihkan bisnis LNG dan gas kepada PGN.
Dengan demikian, ke depan, akan ada tantangan baru lagi bagi PGN, tidak hanya gas pipa tetapi bagaimana LNG bisa dikembangkan oleh PGN, termasuk rencananya adalah LNG-nya dalam bentuk LNG ritel.