WahanaNews.co | Serikat Petani Indonesia (SPI) meragukan pemberian pupuk bersubsidi yaitu Urea dan NPK oleh pemerintah bakal berefek meningkatkan produktivitas pertanian.
Sebab, pemberian pupuk kimia sintetis, seperti urea dan NPK, tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik, tidak bisa meningkatkan produktifitas lahan.
Baca Juga:
Legislator Penajam Paser Utara Ajak Anak Muda Berperan dalam Ketahanan Pangan
Ketua Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) SPI Qomarun Najmi menjelaskan pupuk kimia tersedia dalam bentuk senyawa, sementara tanaman hanya bisa memanfaatkan dalam bentuk ion.
Menurut dia, senyawa bisa menjadi unsur, dan kemudian ion, butuh enzim yang hanya bisa dihasilkan oleh mikroba yang ada di pupuk organik, baik padat maupun cair.
“Nah penggunaan pupuk kimia tanpa dibarengi dengan pupuk organik, tidak bisa menghasilkan produksi yang optimal. Ini sekaligus menjawab pertanyaan Presiden, mengapa pemberian subsidi pupuk triliunan tidak menunjukan peningkatan produksi yang signifikan,” ujar Qomar pada wartawan, Senin (18/7/2022).
Baca Juga:
Wakapolda Gorontalo: Sinergi Polri dan Petani Diperlukan untuk Ketahanan Pangan Nasional
Dikatakannya, pupuk kimia menyebabkan kerusakan tanah, atau penurunan kualitas tanah yang sekarang terjadi tidak sepenuhnya karena penggunaan pupuk kimia, lebih karena kurangnya penggunaan pupuk organik.
"Tentu ada juga residu dari pupuk kimia ini, tapi dampaknya bisa kita netralkan dengan penggunaan pupuk organik," imbuh Qomar. Qomar mengatakan penggunaan pupuk alami sendiri untuk saat ini masih belum massif di petani.
Maka dari itu, dibutuhkan peningkatan kapasitas teknis, pengetahuan, dan informasi serta kelembagaan tani sekaligus dukungan anggaran.