WahanaNews.co | PT PGN Tbk melalui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia bekerjasama dengan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE untuk konversi BBG pada kendaraan milik JNE.
Penandatanganan kerja sama memorandum of Understanding antara Gagas dengan JNE, sosialisasi pemanfaatan BBG, serta test drive kendaraan berbahan bakar gas telah dilakukan pada Senin (15/5/2023).
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama JNE M. Feriadi, Direktur eksekutif Asperindo Syarifuddin, dan Dewan Etika Asperindo Budi Paryanto di JNE Headquarter, Jakarta Barat.
Gagas siap menyediakan peralatan konversi BBG berupa converter kit untuk kendaraan JNE, pemeriksaan kendaraan yang akan dikonversi BBG, dan penunjukkan bengkel khusus untuk melakukan instalasi peralatan konversi BBG kendaraan milik JNE.
Selain itu, Gagas juga menyediakan SPBG untuk pengisian bahan bakar di berbagai lokasi. Dengan sistem dual fuel (BBM BBG) maka kendaraan logistik dapat menempuh jarak yang lebih jauh dengan biaya energi yang lebih terjangkau.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
Sistem ini juga dapat dipakai dalam waktu yang bersamaan. Saat ini harga BBG hanya dibanderol Rp4.500/liter.
Saat ini tabung gas yang tersedia untuk kendaraan berukuran 51 LWC atau setara dengan 12 liter setara premium (LSP) dan 60 LWC atau setara dengan 15 LSP.
Tabung berukuran 60 LWC dapat diaplikasikan pada kendaraan seperti mobil logistik berbahan bakar bensin, estimasi mobil dapat menempuh jarak kurang lebih 150-160 km untuk bahan bakar BBG saja.
Apabila BBG habis di tengah jalan, maka otomatis pembakaran mesin akan beralih ke BBM sehingga aktifitas perjalanan tidak akan terganggu.
“Ini menjadi tahap awal kerjasama kami dengan JNE. Mudah-mudahan dapat berjalan sesuai dengan yang telah dicanangkan, sehingga BBG dapat dikonversikan untuk motor maupun mobil milik JNE. Kami sangat mendukung efisiensi dan pengurangan emisi dapat terwujud dari program kerjasama ini. Penggunaan BBG pada kendaraan logistik ikut berkontribusi dalam pemanfaatan energi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan,” ujar Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah, Senin (15/5/2023).
Hardiansyah melanjutkan, untuk mendapatkan hasil dan efisiensi yang maksimal, program konversi BBM ke BBG akan lebih tepat dirasakan khususnya pada sektor logistik dengan volume penggunaan bahan bakar yang lebih besar.
Sama halnya dengan pemerintah, PNG Group memiliki cita-cita dan harapan bahwa biaya energi yang lebih kompetitif dapat menurunkan biaya logistik nasional.
“Saat ini persaingan begitu luar biasa. Jika ingin survive terdapat dua hal yang perlu dilakukan. Pertama terus berinovasi dan kedua melakukan efisiensi.
"Salah satu ikhtiar yang kami (JNE) dilakukan adalah melakukan inovasi yang dapat mendorong efisiensi.
"Ini juga sebagai langkah untuk mendukung program pemerintah untuk dapat melakukan konversi BBM ke BBG,” ujar Direktur Utama JNE M. Feriadi.
Adapun harga BBG sebesar Rp 4.500/lsp untuk transportasi berlaku sama di manapun lokasi pengisian, sehingga dapat menjadi pilihan yang tepat untuk efisiensi dari harga bahan bakar minimal 55%. Demikian dilansir dari laman bumngoid, Selasa (16/5). [jp/jup]