Tujuan efisiensi itu agar langkah cost avoidance dan cost reduction termonitor dengan ketat, digitalisasi dan integrasi proses bisnis end to end.
"Kami juga lakukan sentralisasi pembayaran berbasis digital, sehingga cash bisa dioptimasi," ujar Darmawan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Likuiditas PLN terus membaik berkat upaya efisiensi tersebut, sehingga perseroan belum akan melakukan penarikan pinjaman dari global bond dan tetap dapat melakukan pembayaran kewajiban-kewajiban secara tepat waktu, baik pembayaran pinjaman maupun pembayaran kepada pihak ketiga.
Sejauh ini, PLN juga melakukan konsolidasi para pengembang pembangkit listrik swasta atau IPP.
Pembangkit-pembangkit IPP yang seharusnya commercial operation date (COD) pada tahun 2021 dan 2022, lantas dilakukan renegosiasi untuk penundaan jadwal COD.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dengan langkah itu, maka beban TOP tahun 2021 dan 2022 terhindarkan dan ada penghematan pengeluaran yang kapitalisasinya sebesar Rp45 triliun bagi PLN.
Darmawan memastikan pihaknya akan terus memperkuat langkah-langkah efisiensi dan peningkatan efektivitas kinerja PLN.
Ia menyampaikan PLN akan terus mendukung program pemerintah dalam menyediakan listrik yang efisien, berkualitas dan berkesinambungan. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.