Bahlil juga mengungkap bahwa pihak Medco telah meneken Perjanjian Jual Beli Listrik (PPA) dengan PT PLN (Persero) untuk Unit 1.
Adapun harga listrik yang disepakati berada di kisaran 9,5 sen dolar AS per kilo Watt hour (kWh) untuk 10 tahun pertama, dan akan turun menjadi 7 sampai 7,2 sen dolar per kWh pada 10 tahun kedua.
Baca Juga:
Dari Jawa Timur hingga Papua, 55 PLTP dan PLTS Mulai Beroperasi di Era Prabowo
“Dan kita kan sudah mempunyai kontrak maksimal 9,5 sen per kWh pada 10 tahun pertama, 10 tahun kedua dia turun menjadi 7 sampai 7,2, tergantung dari berapa capex yang dilakukan. Jadi ini win-win kok,” ujar Bahlil.
Ia menegaskan bahwa harga jual listrik dari PLTP Ijen sudah tergolong ekonomis. “Saya kan mantan pengusaha. Kalau tidak ekonomis, nggak jalan barang ini. Itu logikanya, ya,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga melaporkan bahwa total kapasitas dari seluruh proyek EBT yang diresmikan mencapai 379,7 MW.
Baca Juga:
4 Pulau Sah Milik Pemprov Aceh, Fraksi Partai Gerindra DPRD Tapteng Apresiasi dan Dukung Keputusan Presiden Prabowo
Proyek-proyek tersebut terdiri atas tiga PLTP dengan total kapasitas 91,9 MW dan 47 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 27,8 MW. Sementara lima proyek PLTP lainnya sedang dalam tahap konstruksi awal dengan kapasitas gabungan 260 MW.
Jika semua proyek berjalan lancar, tambahan energi yang dihasilkan diperkirakan melampaui 3 Tera Watt hour per tahun, memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan energi nasional.
Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa dari total proyek yang diresmikan, 351,9 MW berasal dari PLTP dengan nilai investasi Rp 23,49 triliun, sedangkan 47 proyek PLTS tersebar di 11 provinsi dengan kapasitas gabungan 27,8 MW.