Blue ammonia yang dihasilkan dari proses tersebut dapat digunakan untuk bahan baku pupuk seperti Urea dan NPK untuk mendukung produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.
Selain itu, blue ammonia juga dapat menjadi salah satu sumber alternatif energi bersih masa depan.
Baca Juga:
Luhut Bongkar Strategi Penting Pemerintah Hadapi Pandemi di Hadapan Kabinet Merah Putih
Negara dengan komitmen tinggi untuk menyerap blue ammonia sebagai salah satu alternatif energi bersih masa depan adalah Jepang.
Selain itu, blue ammonia juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pendamping atau co-firing batubara di sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
“Sehingga teknologi penangkapan karbon ini adalah infrastruktur penting dalam pengembangan amonia rendah karbon atau blue ammonia."
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
"Karena ke depan kami prediksi permintaannya akan semakin meningkat seiring komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon,” tutup Rahmad.
Program penangkapan karbon yang dijalankan Pupuk Indonesia ini merupakan salah satu tahapan pada roadmap Pupuk Indonesia dalam upaya mengurangi emisi karbon.
Sebagai informasi, pada 2023 Pupuk Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 1,55 juta ton atau di atas target 1,21 juta ton.