"Otak kalau makin pintar makin dalam melakukan analisa. Misalnya 'Oh ini pesawat terbang', big datanya menyatakan 'Oh ini pesawat terbangnya Garuda, nomor serialnya sekian, dibuat oleh pabrikan ini, kemudian minggu depan dia sudah harus overhaul'. Itu sudah di level analisanya. Kecanggihan dari sebuah radar ini adalah otaknya," jelasnya.
"Tidak hanya identitas, dia juga bisa melakukan prediktif analisis. Apa yang akan dilakukan orang ini, dia mengarah kemana, 'Oh dia mengarah ke Bandung. Oh dia bawa senjata yang radiusnya 200 km. Oh dia udah mau nembak nih'. Begitu dia bilang mau nembak dia kasihkan ke sistem pertahankan kita, ke sistem untuk bertahan untuk nembak dia juga duluan. Inilah fungsi si radar ini makanya namanya ground control interception," paparnya.
Baca Juga:
Radar Thompson, Pemantau Udara Indonesia Sejak Era 80-an
Tambahnya, pesawat siluman pun bisa terlacak dengan radar ini. Pesawat siluman itu akan terlacak dari sisa pembakarannya.
"Ke-detect, sekarang nggak ada lagi yang ke-detect. Dulu, radar-radar dulu bener, pesawat siluman dia menyerap pancaran si radar. Tapi sekarang yang di-detect bukan dari body-nya pesawat itu dari after burn-nya, dari knalpotnya. 'Oh ada panas ini, berwujudnya nggak ada, tapi panasnya ada ini, oh siluman'," ungkapnya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.