WahanaNews.co | Pengamat ekonomi tanah air menyoroti redenominasi rupiah yang disinggung Bank Indonesia (BI). Mereka menilai saat ini situasi perekonomian Indonesia sudah memadai untuk melakukan redenominasi.
VP Economist Bank Permata Josua Pardede membeberkan redenominasi merupakan penyederhanaan jumlah digit pada rupiah, tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai tukar rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Baca Juga:
Kinerja “Trump” Berada dalam Kelesuan di Tengah Menekan Rupiah, Dolar AS Kukuh di Atas 16.300
Manfaat redenominasi rupiah bakal mendorong perekonomian menjadi lebih ringkas dan efisien, karena transaksi keuangan tidak lagi melibatkan penulisan nominal besar.
Redenominasi rupiah yang disinggung Bank Indonesia (BI) baru-baru ini turut menjadi sorotan para pengamat ekonomi tanah air. Mereka menilai situasi perekonomian Indonesia saat ini sudah memadai untuk melakukan redenominasi.
Josua menjelaskan redenominasi merupakan penyederhanaan jumlah digit pada rupiah, tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai tukar rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Baca Juga:
Heboh Dollar AS ‘Anjlok’ Jadi Rp8.170 di Google, Ini Klarifikasi Google dan BI
Melansir CNBC Indonesia, manfaat redenominasi rupiah akan mendorong perekonomian menjadi lebih ringkas dan efisien, karena transaksi keuangan tidak lagi melibatkan penulisan nominal besar.
Terpenting, kata Josua, redenominasi berbeda dengan sanering atau pemotongan nilai uang yang pernah terjadi sekitar tahun 1960-an.
"Jadi bentuk sosialisasi ini perlu dilakukan bertahap dan tentunya memerlukan waktu yang tidak singkat."