WAHANANEWS.CO, Jakarta - Bukalapak baru saja mengumumkan penutupan layanan marketplace untuk penjualan produk fisik, Selasa (7/1/2025).
Produk fisik yang dimaksud seperti barang elektronik, pakaian, kosmetik, dan sebaginya. Kini, perusahaan akan fokus menjual produk virtual, seperti pulsa prabayar, token listrik, voucher, dan lain-lain.
Baca Juga:
Tingkatkan Kesejahteraan, Eks Napi Teroris Diberdayakan BNPT Bersama Bukalapak
Bukalapak mengatakan penyetopan penjualan produk fisik dilakukan sebagai awal transformasi bisnis perusahaan.
Sejak pertama kali beroperasi pada 2010, Bukalapak mengukuhkan diri sebagai platform marketplace yang menjadi tempat untuk transaksi jual-beli antara pedagang dan pembeli secara online.
Di awal berdiri, Bukalapak menjual aneka produk, termasuk barang fisik.
Baca Juga:
Dituding Rugikan Sampai Rp 1 T, Bukalapak Digugat ke Pengadilan
Melansir dari Kompas.com, Kamis (9/1/2025), pengembangan dan operasi dari Bukalapak sebagai platform marketplace tak bisa lepas dari gagasan yang dibuat salah satu pendirinya, yakni Achmad Zaky.
Salah satu alasan Zaky membuat Bukalapak adalah membantu pedagang kecil untuk berjualan secara online.
Membangun Bukalapak sebagai marketplace
Zaky yang merupakan lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (2004-2009) terdorong untuk membuat Bukalapak karena melihat banyak tetangga di kampung halamannya Sragen, yang sudah lama berbisnis kecil-kecilan, tetapi tidak berkembang.
Dari pengalaman tersebut, pendiri Bukalapak itu tergerak untuk membuat platform yang bisa jadi lapak untuk berjualan secara online. Dari semangat ini, tampak bahwa gagasan utama atau “jantung” dari Bukalapak adalah marketplace.
Zaky lantas menginisiasi pengembangan Bukalapak sebagai platform marketplace bersama dua orang temannya, yakni Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. Bukalapak pertama kali beroperasi di internet pada 2010.
Masa awal
Bukalapak beroperasi merupakan tantangan berat bagi Zaky dan kawan-kawannya. Dikutip dari Antara News, Zaky mengatakan jika Bukalapak saat awal beroperasi tidak ada pengunjung sama sekali.
Menurutnya, masalah tersebut disebabkan karena banyak pengguna di sekitar tahun 2010 yang belum terbiasa dengan marketplace untuk jual-beli online. Sebagai marketplace, Bukalapak tentu harus memiliki pedagang yang menjajakan barang.
Akan tetapi, di masa-masa awal, selain sepi pengguna, pedagang pun sulit untuk diajak beralih ke sistem perdagangan online.
Dikutip dari Kr Asia, saat awal Bukalapak beroperasi, hanya ada satu dari lima bisnis yang mau menjajal berdagang di platform tersebut. Selain belum banyak pengguna dan pedagang yang tertarik dengan Bukalapak, Zaky dan kawan-kawan juga mengalami masalah pendanaan.
Saat dana pribadi untuk mengembangkan Bukalapak telah habis, Zaky mengatakan, tidak ada pihak yang mau berinvestasi sebesar Rp100 juta, padahal suntikan dana ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas server yang hampir jebol.
Pada 2011, Bukalapak yang berusia satu tahun hampir ditutup. Saat itu, Bukalapak padahal sudah cukup memiliki pasar. Bukalapak sudah terkenal di kalangan pengguna yang hobi bersepeda, khususnya sepeda fixie.
Sebagai platform berbasis website, Bukalapak sudah bisa menghasilkan 8,7 juta tampilan halaman per bulan pada 2011. Capaian ini merupakan lompatan yang sangat jauh dibanding bulan pertama Bukalapak beroperasi, yang hanya mencatat 150.000 klik.
Namun, capaian akses tersebut tidak diikuti dengan capaian pendapatan. Pendapatan yang diperoleh Bukalapak kala itu dari iklan yang dibayar pedagang hanya berkisar Rp 6–10 juta Pendapatan ini tak cukup buat bayar operasional dan Bukalapak mengalami krisis keuangan.
Di tengah nasib Bukalapak yang hampir tutup, datanglah “bantuan” dari pemodal ventura asal Jepang Takeshi Ebihara yang berinvestasi sebesar Rp 2 miliar. Zaky akhirnya bisa melanjutkan nafas untuk mengembangkan Bukalapak sebagai marketplace.
Bukalapak terus bertumbuh sebagai marketplace. Pada 2013, Bukalapak berhasil mencatat rata-rata transaksi harian sebesar Rp500 juta atau Rp1,5 miliar setiap bulan. Bukalapak saat itu juga memiliki lebih dari 80.000 penjual dan 30 juta tampilan halaman per bulan.
Zaky sebagai CEO berhasil membawa Bukalapak menjadi startup “Unicorn” ke-empat di Indonesia dengan valuasi mencapai 1 miliar dollar AS pada sekitar awal 2018. Kala itu, Bukalapak sudah jauh berkembang dengan memiliki 35 juta pengguna aktif bulanan dan 2,2 juta pelapak.
Mundur sebagai CEO Bukalapak
Zaky juga berkembang seiring dengan perkembangan Bukalapak yang pesat. Di Bukalapak, Zaky menjabat sebagai CEO. Bersama perkembangan Bukalapak, Zaky berhasil mencatatkan pencapaian pribadi.
Dikutip dari Kompas.com, Zaky berhasil masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Asia versi majalah Globe Asia pada pertengahan tahun 2018. Jumlah kekayaan Zaky diperkirakan sebanyak 100 juta dollar AS atau setara sekira Rp 1,4 triliun saat daftar itu dibuat.
Di saat Bukalapak berkembang pesat, Zaky membuat keputusan yang cukup menggegerkan. Pada 2019, Zaky memutuskan buat mengundurkan diri sebagai CEO setelah mengepalai Bukalapak sekitar sembilan tahun.
Setelah mundur dari posisi CEO, Zaky melanjutkan fungsinya di perusahaan sebagai penasihat dan pengawas. Selain itu, Zaky juga mengembangkan perusahaan pemodal ventura bernama Init-6.
Perusahaan tersebut berfokus untuk mengembangkan startup dalam negeri. Didirkan pada 2020, Init-6 telah memiliki beberapa portofolio dukungan startup di berbagai bidang, seperti Ringkas, Schoters, Qiscus, Torch, Gently, dan masih banyak lagi.
Selepas ditinggal Zaky, Bukalapak masih berlanjut sebagai sebuah marketplace. Pada pertengahan 2021, Bukalapak berhasil melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dan melantai di bursa saham.
IPO saham Bukalapak dilakukan pada 27 Juli hingga 30 Juli 2021 di Bursa Efek Indonesia. Dengan kode emiten BUKA, Bukalapak menjadi startup unicorn Indonesia pertama yang listing di BEI pada 6 Agustus 2021.
Dengan pencapaian-pencapaian ini, sayangnya pada tahun 2024 muncul kabar yang kurang baik dari operasi bisnis Bukalapak. Sekitar akhir 2024, Bukalapak mengumumkan penghentian kegiatan dan penutupan sejumlah lini usaha yang dijalankan anak perusahaan.
Aksi korporasi itu dijalankan seiring dengan kerugian dan tantangan industri yang dialami perusahaan sejak IPO pada 2021.
Kemudian, baru-baru ini muncul pengumuman layanan marketplace Bukalapak tutup. Alasan Bukalapak setop jualan produk fisik Seperti dijelaskan di awal, Bukalapak kini tengah mengubah arah bisnis.
Dalam keterangan tertulis di blog resminya, Bukalapak telah menghentikan operasional penjualan produk fisik. Adapun produk fisik itu adalah produk-produk yang dijual pedagang atau pelapak seperti yang selama ini sudah tersedia, misalnya barang elektronik, gadget, busana, sepeda, kendaran, dan lain sebagainya.
Bukalapak resmi mengumumkan menutup layanan e-commerce miliknya hari ini, Selasa (7/1/2024). Dengan penutupan ini, Bukalapak berhenti menjual produk fisik (seperti barang elektronik, gadget, busana, dan sebagainya).
Ke depannya, Bukalapak hanya akan fokus menjual produk virtual (seperti pulsa prabayar, token listrik, dan sebagainya). (
Operasi marketplace dari penjualan produk fisik ditutup dan digantikan dengan penjualan produk virtual, seperti pulsa prabayar, token listrik, voucher, paket data, tagihan BPJS, tagihan air, dan lainnya.
Alasan Bukalapak tutup marketplace untuk produk fisik dan digantikan dengan penjualan produk virtual itu adalah bagian dari upaya transformasi perusahaan.
"Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak," tulis Bukalapak di blog resminya.
Dalam proses transformasi ini, pengguna masih dapat membuat pesanan hingga Kamis, 9 Februari 2025 pukul 23.59 WIB untuk produk fisik di Bukalapak.
Bukalapak juga memberikan informasi tambahan, yaitu mulai 1 Februari 2025, fitur untuk menambahkan produk baru akan dinonaktifkan.
Pelapak tidak dapat menambah produk baru setelah periode ini. Semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23.59 WIB akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem.
Dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet.
[Redaktur: Alpredo Gultom]