WahanaNews.co | Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menilai saat ini komoditas minyak goreng masih menjadi barang langka di pasaran. Sehingga, menyebabkan harga minyak goreng menjadi mahal.
Ia menduga adanya oknum-oknum nakal yang tidak bertanggung jawab sengaja membuat minyak goreng menjadi langka dan mahal.
Baca Juga:
Pengembangan Smart Meter AMI Oleh PLN Mendapat Dukungan Komisi VII DPR RI
"Kelangkaan dan kenaikan harga ini disebabkan harga beli crude palm oil (CPO) yang meningkat. Kemudian masalah distribusi eceran ada dinamika harga. Dalam hal ini kami akan mendalami lebih lanjut lagi bagaimana kita mengambil sikap agar penyaluran minyak goreng ini menjadi merata dan harga yang lebih terjangkau,” ungkap Eddy, Jumat (25/3/2022).
Eddy menambahkan, kenaikan harga minyak goreng telah terjadi sejak akhir 2021 dan sampai saat ini belum terselesaikan. Dimulai sejak November 2021, harga minyak goreng kemasan bermerek sempat naik hingga Rp 24.000 per liter.
Berdasarkan temuan di lapangan, penyebab kelangkaan minyak goreng disebabkan harga beli crude palm oil (CPO) dari produsen minyak goreng yang meningkat dan masalah distribusi eceran yang tidak sesuai harapan menjadi penyebab utama.
Baca Juga:
Eddy Soeparno Minta Dirut Pertamina Lakukan Audit Fasilitas Migas
Ia berharap pemerintah tidak hanya memperhatikan harga dari minyak goreng curah, tetapi yang memiliki kualitas lebih baik juga perlu mendapatkan tanggapan serius. Sehingga semua lapisan masyarakat dapat mengakses minyak goreng sesuai dengan kemampuan ekonominya. [bay]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.