Sementara, biaya yang dibutuhkan untuk menghentikan batu bara adalah US$ 29 triliun atau Rp 418 kuadriliun.
Sehingga, secara netto, ada keuntungan sebesar US$ 77,9 triliun.
Baca Juga:
Kebocoran Pajak RI, Pakar Ungkap ada 5 Titik
IMF memperkirakan, nilai keuntungan yang bisa diperoleh itu sebesar US$ 125 per ton batu bara serta US$ 55 per ton CO2.
Lebih detail, biaya yang dibutuhkan untuk menghentikan penggunaan batu bara mayoritas berasal dari kebutuhan untuk investasi hingga US$ 28,98 triliun.
Sementara itu, biaya dari potensi ekonomi yang hilang atau opportunity cost hanya mencapai US$ 50 miliar.
Baca Juga:
IEU-CEPA Ditargetkan Rampung 2025, Indonesia Perkuat Akses ke Pasar Eropa
"Pada umumnya, biaya penghapusan batu bara secara bertahap terdiri dari investasi tambahan yang diperlukan untuk beralih ke sumber energi hijau," kata IMF.
Perkiraan IMF menunjukkan bahwa total produksi batu bara yang akan “terlantar” dari penghentian batu bara mencapai 623,62 gigaton.
Sedangkan total emisi yang bisa dihindari mencapai 1.326,55 gigaton.