Upaya ini juga disebut akan memberi kontribusi besar terhadap perlambatan perubahan iklim.
IMF mengatakan, analisis tersebut juga menunjukkan bahwa cara paling efisien secara ekonomi untuk memulai transisi energi, yakni menghapus batu bara secara bertahap.
Baca Juga:
China Serukan Reformasi Kuota IMF
Ini karena batu bara mengeluarkan dua kali lebih banyak karbon ke atmosfer per unit produksi energinya dibandingkan gas alam, serta 1,5 kali lebih banyak dibandingkan minyak.
Upaya untuk menyetop penggunaan batu bara ini juga mulai dilirik Indonesia.
Dalam pertemuan KTT COP26 di Glasgow pada akhir tahun lalu, pemerintah bekerjasama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM), yakni mekanisme pembiayaan untuk segera mempensiunkan PLTU batu bara.
Baca Juga:
Uni Emirat Arab Keluar dari 'Daftar Abu-abu' FATF Setelah Reformasi Sukses
Selain dengan Indonesia, dalam peluncurannya itu skema ADB juga bekerjasama dengan Filipina dan Vietnam.
ADB menghitung, mekanisme ETM bisa membantu mengurangi emisi karbon dalam jumlah besar.
Misalnya, menghentikan PLTU batubara selama 10-15 tahun ke depan di Indonesia, Filipina dan Vietnam dapat mengurangi 200 juta ton emisi per tahun atau setara dengan menghilangkan 61 juta mobil di jalan.