WahanaNews.co | Total transaksi saham di Sumatera Utara (Sumut) tembus lebih dari Rp218 triliun selama 2021.
Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Sumatera Utara (Sumut). Transaksi itu menjadi rekor tertinggi selama 10 tahun terakhir.
Baca Juga:
Ponakan Luhut Panjaitan, Pandu Sjahrir Bakal Akuisisi 10,67% Saham NET TV
"Selama 10 tahun saya bekerja di kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Sumatera Utara, baru kali ini total transaksi tembus Rp218 triliun lebih," kata Kepala Kantor BEI Perwakilan Sumatera Utara, Muhammad Pintor Nasution, Kamis (19/5).
Pintor mengatakan transaksi saham paling besar terjadi pada Januari 2021 yang mencapai Rp40 triliun. Hal ini dipengaruhi oleh aksi window dressing investor.
Window dressing merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan manajer investasi untuk mempercantik portofolio atau performa keuangan sebelum ditampilkan kepada klien atau pemegang saham.
Baca Juga:
Saham Prajogo Pangestu Rontok, Rp 180 Triliun Hilang dalam Hitungan Menit
Selain manajer investasi, emiten juga kerap kali melakukan hal ini agar harga saham tampak positif pada laporan keuangan tahunan atau annual report.
"Tetapi pada Februari dan bulan berikutnya, jumlah transaksi saham mulai koreksi menjadi Rp24 triliun, Rp19 triliun, hingga Rp18 triliun. Rata-rata transaksi per bulan sekitar Rp18 triliun hingga Rp19 triliun, " ujar Pintor kepada media, Kamis (19/5).
Lebih lanjut ia menjelaskan jumlah investor di Sumatera Utara bertambah 80.702. Jumlah itu lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebanyak 51.504 investor baru.
Lalu, investor khusus saham sendiri tercatat sebanyak 165.969 single investor identification (SID) di Sumatera Utara pada 2021.
"Jumlah SID tersebut kembali bertambah pada 2022 tercatat sampai April menjadi 181.343 investor. Artinya, selama Januari-April 2022 terdapat penambahan SID 15.374 investor baru," ujar Pintor.
Meski jumlah transaksi dan investor meningkat, tetapi tak ada tambahan emiten baru dari Sumatera Utara selama 2021. Penambahan emiten dari wilayah tersebut baru terjadi pada awal tahun ini. [rsy]