WahanaNews.co | Kentang merupakan jenis tanaman pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Tumbuhan ini tumbuh baik pada tanah yang subur dan gembur dengan drainase yang baik, serta pH tanah sekitar 5 sampai 6,5.
Dilansir laman Cybex Kementerian Pertanian RI, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam upaya pengembangan produksi dan kualitas kentang, yakni varietas dan benih, penyiapan lahan dan media tanam, penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan.
Baca Juga:
Trik Pelihara Tanaman Ubi Ungu agar Umbinya Jumbo
Cara menanam kentang yang pertama adalah benih kentang yang akan ditanam harus memenuhi ketentuan enam tepat, yaitu tepat varietas, mutu, jumlah, waktu, tempat dan harga.
Tepat mutu mencakup kejelasan dan kebenaran varitas, kesehatan benih, kemurnian varietas dan daya tumbuh serta vigor benih.
Varietas yang digunakan dipilih varitas unggul yang memiliki sifat produk sesuai dengan tujuan penanaman atau yang diminati oleh konsumen, memiliki daya adaptasi dan kesesuaian yang baik dengan lingkungan dan agroekologi setempat.
Baca Juga:
Tips Menanam Bit di Dataran Tinggi agar Hasilnya Berlimpah
Penyiapan lahan atau media tanam dimaksudkan agar perakaran dapat berkembang secara optimal, diperlukan struktur tanah yang gembur dan beraerasi baik.
Penyiapan lahan harus menghindarkan terjadinya erosi permukaan tanah, kelongsoran tanah dan kerusakan sumber daya lahan.
Apabila diperlukan, penyiapan lahan disertai dengan pengapuran dengan kapur dolomit, penambahan bahan organik, perlakuan tanah dan/atau teknik perbaikan kesuburan tanah.
Penanaman benih dilakukan sesuai anjuran, seperti jarak tanam, cara tanam, dan kebutuhan benih per hektar sesuai dengan pesyaratan spesifik bagi setiap jenis tanaman, varietas dan tujuan penanaman.
Penanaman dilakukan pada musim tanam yang dinilai tepat atau sesuai dengan jadwal tanam dalam manajemen produksi tanaman yang bersangkutan.
Pada saat penanaman, kelembapan tanah atau media tumbuh harus optimal bagi pertumbuhan benih, kecambah, maupun tanaman muda atau bahan tanaman yang digunakan. Pada saat penanaman harus diantisipasi agar tanaman tidak mengalami kekeringan, kebanjiran, tergenang atau faktor biotik lainnya.
Bagi tanaman yang tidak tahan terhadap sinar matahari, maka perlu diberi naungan yang disesuaikan dengan sifat spesifik tanaman.
Pemupukan harus diusahakan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan dampak negatif sekecil-kecilnya serta memenuhi lima kriteria tepat, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara.
Tepat jenis yaitu pupuk mengandung unsur hara makro atau mikro sesuai dengan kebutuhan tanaman serta kesuburan dan kondisi lahan. Tepat mutu, yaitu harus menggunakan pupuk yang bermutu baik sesuai standar yang ditetapkan, asli, telah terdaftar dan diijinkan kementerian pertanian.
Tepat waktu, yaitu diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan dan stadia tumbuh tanaman serta kondisi lapangan yang tepat. Tepat dosis, yaitu jumlah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan unsur hara dalam tanah.
Terakhir, tepat cara, yaitu disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman, dan kondisi lapang.
Pupuk diberikan tidak menyentuh batang tetapi di bawah kanopi tanaman. Agar pupuk tidak mudah tercuci oleh air, sebaiknya pupuk tidak ditabur di atas permukaan tanah tetapi dibenamkan di dalam tanah.
Penggunaan pupuk cair pada tajuk tanaman tidak boleh meninggalkan residu zat-zat kimia berbahaya pada saat tanaman dipanen.
Pupuk organik dalam bentuk pupuk kandang yang telah matang, kompos, pupuk hijau pupuk organik cair atau pupuk organik lainnya perlu diutamakan penggunaannya untuk usaha produksi hortikultura yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Pemeliharaan tanaman kentang harus dikelola sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik tanaman.
Agar tanaman kentang tumbuh baik dan berproduksi optimal lakukan pemangkasan, pembentkan kanopi, atau teknik lain sesuai dengan kebutuhan tanaman agar menghasilkan produksi tinggi dengan mutu yang optimal.
Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan untuk memperoleh produksi dan mutu optimal termasuk pembungaan, pengurangan cabang, atau daun atau teknik lainnya sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Apabila air hujan tidak mencukupi untuk pertumbuhan optimal tanaman, harus diberikan tambahan air pada tanaman dengan berbagai teknik irigasi, seperti cara leb (penggenangan sementara), penggenangan antar selokan antar bedengan, penyiraman, pengairan pipa dan sarana prasarana pengairan yang tersedia.
Adapun pemberian air dilakukan secara efektif dan efisien.
Perlindungan tanaman dilaksanakan sesuai dengan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) dengan menerapkan prinsip-prinsip PHT, menggunakan sarana dan cara yang tidak mengganggu kesehatan manusia, serta tidak menimbulkan gangguan dan kerusakan lingkungan hidup. [rds]