Ia memberi contoh saat investor ingin menanam modal US$1 juta, mereka misalnya akan mendapat 10 persen. Jadi valuasi startup tersebut ada di angka 10 juta. Dalam proses tersebut juga ada tawar menawar.
"Dari situ ada tawar menawarkan, misalnya, oke kami mau investasi US$1 juta tapi boleh enggak kami dapat 15 persen," tutur Rexi.
Baca Juga:
Jadi Magnet Investasi Jabar 2025, Kawasan Rebana Butuh Dongkrak Kualitas SDM
Investment Analyst Alpha JWC Ventures Dharmadi Gusanto menjelaskan bahwa saat akan penggalangan modal founder pasti memiliki estimasi berapa banyak modal yang dibutuhkan.
Secara tidak langsung, ini akan memberikan indikasi valuasi perusahaan tersebut layak untuk dihargai berapa.
Valuasi kemudian bisa ditemukan berdasarkan berapa banyak porsi kepemilikan yang rela diberikan oleh founder demi modal investor. Di sini, ada faktor prioritas kebutuhan perusahaan dan minat investor.
Baca Juga:
Soal Tawaran untuk Beli TikTok, Amazon Menolak Berkomentar
"Misalnya, saya mau himpun dana US$1 juta untuk 12 bulan ke depan, saya butuhnya kan sekarang. Namun, saya mau kasih berapa persen ownership, oh mau kasih 20% ownership pada investor," papar Dharmadi. "Berarti, secara enggak langsung, founder bisa menilai perusahaan miliknya bisa dihargai sebesar US$5 juta, karena US$1 juta dari investor dihargai 20%."
Jika investor hanya mau memberikan US$1 juta untuk 50% saham perusahaan dan founder menerimanya, valuasi tentunya berubah menjadi US$2 juta. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.