WAHANANEWS.CO, Jakarta - Harga obat yang tinggi di Indonesia jadi perhatian penting karena obat adalah kebutuhan dasar bagi kesehatan masyarakat. Ketika harga obat terlalu mahal, akses terhadap pengobatan yang diperlukan menjadi sulit, terutama bagi masyarakat dengan ekonomi terbatas.
Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan, di mana hanya mereka yang mampu secara finansial yang dapat memperoleh perawatan yang layak.
Baca Juga:
Tolak Kenaikan PPN 12%, YLKI: Akan Memukul Daya Beli dan Melemahkan Ekonomi
Selain itu, harga obat yang mahal juga dapat memicu praktik tidak etis seperti pembelian obat ilegal atau penggunaan obat palsu, yang dapat membahayakan keselamatan pasien.
Karenanya, penting memastikan bahwa harga obat tetap terjangkau agar semua lapisan masyarakat dapat mengakses perawatan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa menghadapi beban finansial yang berat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan bahwa harga obat di Indonesia bisa mencapai 4-5 kali lebih mahal dibandingkan negara tetangga.
Baca Juga:
Tolak Kenaikan Iuran BPJS, YLKI: Defisit Jangan Dilempar ke Konsumen
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti beberapa masalah yang menyebabkan tingginya harga obat di Indonesia, salah satunya adalah rantai pasok yang terlalu panjang.
"Rantai distribusi perlu diawasi, mungkin karena panjangnya rantai distribusi mulai dari transportasi hingga perizinan," kata Pengurus Harian YLKI Sri Wahyuni, dikutip Rabu (28/8/2024).
Indonesia hanya menjadi peracik obat tanpa memiliki bahan baku sendiri, sehingga rantai pemasaran yang panjang membuat harga semakin mahal.