WahanaNews.co | Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memastikan bocornya data pribadi sangat merugikan konsumen.
Dikabarkan 26 juta data pengguna Indihome diduga bocor, tersebar dan dijual di situs gelap. Selain Indihome, warget juga menyebut bahwa data pelanggan PLN juga sempat diduga bocor.
Baca Juga:
Kritik Pedas YLKI: Kebijakan Harga Tiket Taman Nasional 100-400% Justru Bunuh Minat Wisatawan
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menilai, ini menunjukkan sistem pengamanan data pribadi di kedua perusahaan tersebut belum aman dan andal.
"Ini sangat mengkhawatirkan dan berpotensi merugikan konsumen," tegas Tulus dalam keterangan resminya.
Oleh karena itu, YLKI mendesak perusahaan yang diduga data pelangganya bocor diminta untuk memberikan klarifikasi kepada publik, terkait sistem pengelolaan Dan perlindungan data konsumen.
Baca Juga:
Kandungan Pestisida Anggur Shine Muscat Viral, YLKI Tegaskan Pentingnya Pengawasan Ekstra
Selain itu, Kementerian Kominfo harus melakukan digital forensik terhadap perusahaan yang ada indikasi terjadi kebocoran data konsumen.
"Perusahaan yang terbukti terjadi kebocoran data konsumen, secara terbuka harus mengumumkan kepada publik, langkah-langkah yang akan dilakukan perusahaan dalam memperbaiki sistem keamanan perlindungan data konsumen," terang Tulus.
Lebih lanjut, Tulus menuturkan bahwa YLKI juga mendesak agar pembahasan dan pengesahan RUU Perlindungan Data Pribadi dipercepat.
Sebab sering bocornya data pribadi di Indonesia, salah satunya dipicu oleh lemahnya regulasi perlindungan data pribadi.
"Keberadaan UU Perlindungan Data Pribadi sangat penting," ucapnya.
Terakhir, agar kebocoran data ke depannya tidak terulang, YLKI mendorong perusahaan dalam pengelolaan dan perlindungan data konsumen disertifikasi pihak ketiga yang independen. [qnt]