WahanaNews.co, Gaza - Perang antara Israel dan Hamas telah menghasilkan seruan untuk melakukan boikot terhadap produk-produk Israel.
Hal ini terutama dipicu oleh tingginya jumlah korban jiwa di Gaza, Palestina.
Baca Juga:
Dua Hadiah Untuk Divisi Humas Polri Dari Kapolri
Tulus Abadi, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), melihat seruan untuk boikot produk Israel sebagai tindakan yang positif.
Menurutnya, ini adalah ekspresi solidaritas Indonesia terhadap situasi sulit yang dihadapi Palestina.
"Seruan boikot produk Israel ini hal yang bagus sebagai bentuk solidaritas dan empati terhadap penindasan Israel, terhadap warga Palestina," kata Tulus, mengutip VIVA, Rabu (31/10/2023).
Baca Juga:
BNNP Jambi Tangkap Dua Orang Warga Aceh Bawa Sabu Seberat 781,842 Gram
Namun, kata Tulus, terdapat permasalahan terhadap seruan boikot itu. Pasalnya, banyak masyarakat yang tidak mengetahui nama atau merek dari produk Israel tersebut.
"Jadi agar imbauan/seruan ini efektif maka masyarakat harus ada list informasi nama, merek, dan jenis produk dari Israel tersebut," ujarnya.
Kendati demikian, Tulus mengungkapkan hingga saat ini belum ada laporan yang masuk ke YLKI untuk memboikot produk Israel tersebut.
"Belum (ada laporan masyarakat mengenai produk yang diboikot)," terangnya.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia telah melakukan impor komoditas dari Israel dalam beberapa tahun terakhir. Dari Januari hingga September 2023, total impor dari Israel ke Indonesia mencapai US$14,4 juta atau sekitar Rp 226,2 miliar (dengan asumsi kurs Rp 15.711 per dolar AS).
Perlu diingat bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, yang saat ini sedang mengalami konflik dengan Hamas.
Amalia, dalam sebuah konferensi pers pada tanggal 16 September 2023, mengungkapkan bahwa meskipun tidak ada hubungan diplomatik, hubungan dagang masih tetap dapat dilakukan karena ini merupakan transaksi bisnis ke bisnis (B2B).
Dia juga menyebutkan bahwa komoditas utama yang diimpor oleh Indonesia dari Israel meliputi mesin peralatan mekanis dan komponennya, perkakas dan peralatan dari logam non-berharga, serta mesin perlengkapan elektrik beserta komponennya.
Amalia juga menjelaskan bahwa impor dari Israel ke Indonesia pada tahun 2020 mencapai US$56,5 juta, kemudian turun menjadi US$26,5 juta pada tahun 2021.
"2022 mencapai US$47,8 juta, dan sepanjang Januari dan September 2023 kita mengimpor dari Israel sebesar US$14,4 juta," terangnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]