WAHANANEWS.CO, Jakarta - Survei terbaru dari World Population Review tahun ini mengungkap daftar negara-negara yang paling tidak disukai di dunia.
Penelitian ini didasarkan pada berbagai laporan serta survei opini publik yang mencerminkan persepsi masyarakat global terhadap negara-negara tertentu.
Baca Juga:
Tarif 145%! Trump Hantam China Tanpa Ampun, Perang Dagang Makin Membara
Dalam laporan yang juga dianalisis oleh Newsweek, para peneliti mengidentifikasi bahwa ketegangan internasional saat ini semakin meningkat.
Konflik global yang berkecamuk di berbagai belahan dunia, ditambah dengan dampak ekonomi dari kebijakan proteksionis, seperti tarif besar-besaran yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, turut memengaruhi citra negara-negara tertentu di mata publik.
Berdasarkan temuan World Population Review, tiga negara yang paling tidak disukai di dunia adalah China, Amerika Serikat, dan Rusia.
Baca Juga:
Tak Gentar Lawan Trump, Ini Alasan China Percaya Diri Hadapi AS
Setelah ketiganya, Korea Utara, Israel, Pakistan, Iran, Irak, Suriah, dan India melengkapi daftar 10 besar negara yang paling dibenci secara global.
China menempati urutan pertama dalam daftar ini karena berbagai alasan yang menciptakan persepsi negatif terhadap negara tersebut.
World Population Review menyoroti beberapa faktor utama yang menjadi pemicu, termasuk sistem pemerintahannya yang otoriter serta berbagai dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
"Alasan lainnya termasuk dugaan eksploitasi tenaga kerja melalui sistem manufaktur besar-besaran, tingkat polusi yang tinggi, serta kebijakan politiknya terhadap Hong Kong, Taiwan, dan Makau yang dianggap menekan kebebasan," demikian laporan tersebut.
Selain itu, perlakuan pemerintah China terhadap minoritas Uighur juga menjadi salah satu faktor yang memperburuk citra negara itu di mata dunia.
Di posisi kedua, Amerika Serikat juga mendapatkan banyak sentimen negatif.
Laporan menyebut bahwa faktor utama yang menyebabkan negara ini dibenci adalah kecenderungannya untuk mencampuri urusan global dengan cara yang sering kali dianggap menguntungkan kepentingan sendiri.
"Meski banyak warga Amerika mungkin terkejut dengan temuan ini, hal ini bukan sesuatu yang mengejutkan bagi banyak orang di Asia atau Eropa," tambah laporan tersebut.
Selain intervensi politik luar negeri, perang budaya di dalam negeri AS juga menjadi sorotan.
Polarisasi politik yang semakin tajam antara kelompok liberal dan konservatif, kebijakan kepemilikan senjata api yang kontroversial, serta budaya makanan cepat saji yang dianggap kurang sehat, turut memperburuk citra negara tersebut di mata dunia.
Sementara itu, Rusia yang menduduki peringkat ketiga dikenal luas sebagai negara yang membatasi hak dan kebebasan warganya secara signifikan.
Sistem pemerintahan yang dianggap menekan demokrasi serta berbagai tindakan represif terhadap oposisi politik membuat banyak orang memandang Moskow secara negatif.
"Invasi Rusia ke Ukraina semakin memperburuk persepsi global, menggambarkan negara itu sebagai agresor yang tidak segan menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuannya," tulis laporan tersebut.
Di tengah ketegangan dunia yang semakin meningkat, daftar ini menunjukkan bagaimana kebijakan luar negeri, konflik internal, serta pendekatan politik suatu negara dapat berdampak pada citra globalnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]