WahanaNews.co, Jakarta - Sekitar 20 rudal meluncur dari Lebanon selatan ke arah Israel dan wilayah yang diduduki mereka Dataran Tinggi Golan.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, belakangan milisi yang berbasis di Lebanon selatan, Hizbullah, adu rudal dengan Israel, seperti dikutip dari Reuters.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Terpisah, wakil sekretaris jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan pertempuran yang meningkat di perbatasan untuk mengirim pesan yang jelas ke Israel dan Amerika Serikat.
"Jika Anda memperluasnya akan ada konsekuensi yang serius. Hizbullah berpartisipasi demi mengurangi tekanan terhadap Gaza," kata Qassem kepada media AS.
Qassem menambahkan bahwa Hizbullah menyerang Israel sementara kelompok lain yang didukung Iran menyerang personel AS untuk mengirim pesan guna menghentikan serangan di Gaza.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
"Mereka yang berada di Poros Perlawanan telah melihat bahwa dalangnya adalah Amerika," ujar Qassem, dikutip dari Al Jazeera.
Qassem juga mengatakan mereka yang menyerang AS memiliki prinsip bahwa negara itu harus berhenti menyulut konflik.
Ia lalu mempertanyakan sikap AS dan seluruh dunia yang mengklaim punya hak untuk berpihak ke Israel, yang meluncurkan invasi ke Palestina dan menewaskan banyak korban sipil.
"Sementara kami tidak mempunyai hak untuk mendukung rakyat kami dan orang-orang yang kami cintai di Palestina dan wilayahnya?" ungkap Qassem.
Serangan tersebut juga muncul usai serangan Israel menewaskan tiga anak-anak dan sang nenek di Lebanon selatan.
"Perlawanan akan memberikan respons ganda terhadap setiap agresi yang menargetkan warga sipil," kata anggota parlemen Hizbullah Ali Fayyad saat pemakaman empat korban itu.
Pihak berwenang Lebanon sebelumnya mengatakan serangan Israel menghantam mobil yang ditumpangi keluarga tersebut pada akhir pekan lalu.
Militer Israel sementara itu, menyatakan pasukan mereka menyerang kendaraan yang "diidentifikasi sebagai angkutan yang diduga teroris."
Perbatasan Israel-Lebanon bergejolak saat pasukan Zionis perang dengan milisi di Palestina, Hamas sejak 7 Oktober.
Dalam pidato perdana sejak perang pecah, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan milisi ini ingin segera menghentikan perang di Gaza.
"Kita harus mengakhiri perang di Gaza. Yang kedua, perjuangan perlawanan di Gaza khususnya Hamas untuk meraih kemenangan," kata Nasrallah.
[Redaktur: Sandy]