Sindrom Guillain-Barre, yang digambarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kondisi langka, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang saraf tepi seseorang.
Hal ini dapat menyebabkan kehilangan sementara kontrol otot dan hilangnya sensasi terhadap rasa sakit, suhu, atau sentuhan.
Baca Juga:
Sindrom Fermentasi Usus, Penyebab Wanita Kanada Mabuk 2 Tahun Meski Tak Konsumsi Alkohol
Sebagian besar pasien dikatakan pulih sepenuhnya tanpa komplikasi. Namun, GBS dapat menjadi ancaman bagi kehidupan, terutama jika otot dada terpengaruh, yang menyulitkan pernapasan.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan kesulitan berbicara atau menelan. Dalam kasus yang parah, pasien akan ditempatkan di unit perawatan intensif untuk pemantauan yang konstan.
Rata-rata, 3%–5% penderita GBS akhirnya meninggal akibat komplikasi.
Baca Juga:
Sistem Kelistrikan Sumsel, Jambi, dan Bengkulu Sedang dalam Penormalan, Ini Kata PLN
Penyakit ini sering didahului oleh infeksi bakteri atau virus, atau dengan pemberian vaksin atau pembedahan.
GBS sering terjadi terutama pada pasien virus Zika, dengan patogen diyakini sebagai pemicunya.
Saat ini tidak ada obat untuk GBS, dan dokter hanya meringankan gejalanya dan mencoba mempersingkat durasi kondisi tersebut. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.