WAHANANEWS.CO - Sekitar 2.000 staf Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID yang bertugas di wilayah AS dinonaktifkan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) dibawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Dalam email pemberitahuan yang dikirimkan kepada para staf USAID pada Minggu (23/2/2025) sore, sekitar pukul 14.42 waktu setempat tersebut, cuti administratif itu resmi berlaku pada hari yang sama mulai pukul 23.59 malam.
Baca Juga:
PLN Perkuat Kolaborasi Global, Gandeng USAID untuk Akselerasi Transisi Energi
"Pada saat yang sama, USAID mulai menerapkan Pengurangan Angkatan yang akan berdampak pada sekitar 2.000 personel USAID yang bertugas di Amerika Serikat (AS)," jelas email pemberitahuan tersebut dikutip dari detiknews.com, Senin (24/2/2025).
"Semua personel yang direktur langsung oleh USAID, kecuali personel yang ditunjuk untuk fungsi-fungsi penting, kepemimpinan inti dan/atau program yang ditunjuk secara khusus, akan diberikan cuti administratif secara global," lanjut email pemberitahuan itu.
Diketahui, langkah tersebut menuai kekecewaan dan kritikan dari Asosiasi Dinas Luar Negeri Amerika (AFSA), salah satu serikat pekerja yang mewakili para staf USAID.
Baca Juga:
Upayakan Keselamatan Ibu Dan Bayi, USAID MOMENTUM Dan Pemkab Karo Jalin Kerjasama
"Sangat kecewa dengan keputusan pemerintah yang terburu-buru dan tidak berperasaan yang membiarkan para pegawai negeri kita yang berdedikasi berada dalam ketidakpastian," ucap Presiden AFSA, Tom Yazdgerdi, pada Minggu (23/2/2025) kemarin.
"Berkali-kali, para anggota kami telah mengungkapkan bagaimana pilihan-pilihan sembrono dan retorika tidak manusiawi yang ditunjukkan kepada mereka, yang telah menyebabkan kerugian yang tidak terhitung terhadap kehidupan pribadi dan profesional mereka," sebutnya.
Langkah ini menandai kehancuran terhadap lembaga federal yang selama bertahun-tahun memberikan bantuan kemanusiaan di seluruh dunia.
CNN sebelumnya melaporkan bahwa setelah seorang hakim federal AS, pada Jumat (21/2/2025), membatalkan perintah penundaan yang menghalangi pemerintahan Trump untuk memberikan cuti administratif kepada ribuan staf USAID, langkah "pembersihan" badan federal itu oleh pemerintahan Trump langsung berlanjut.
Di antara para staf yang menjadi target langkah itu adalah para pegawai Biro Bantuan Kemanusiaan USAID, yang beberapa orang di antaranya ditugaskan untuk merespons secara cepat terhadap bencana-bencana di seluruh dunia.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]