WahanaNews.co, Jakarta - Setidaknya 2000 personel militer Israel (IDF) harus menjalani penanganan psikologis karena mengalami gangguan mental selama bertugas di zona pertempuran.
Berita tersebut telah dilaporkan oleh media-media Israel, yang menyebutkan bahwa sebagian dari mereka terpaksa ditarik kembali dari medan pertempuran karena terinfeksi oleh bakteri berbahaya.
Baca Juga:
Israel Menolak Serahkan Masjid Ibrahimi, Tutup Semua Akses untuk Idulfitri
Media Aljazirah Arabia mengutip laporan dari Yedioth Ahronoth, yang menyatakan bahwa IDF mengalami "peningkatan luar biasa" dalam kasus penyakit ini dalam beberapa minggu terakhir.
Mereka melaporkan bahwa 18 personel militer Israel dievakuasi dari Gaza ke pangkalan pelatihan untuk menerima perawatan medis setelah terinfeksi wabar disentri (bakteri shigella), yang menyebabkan gejala diare dan muntah.
Para tenaga kesehatan menyebutkan penyebabnya karena penyebaran bakteri di antara tentara penjajah dan kurangnya kebersihan dan sumbangan makanan dari warga.
Baca Juga:
Serangan Udara Israel di Gaza Makin Brutal, Korban Sipil dan Jurnalis Berjatuhan
Hal ini karena banyak restoran dan warga Israel biasa mengirim makanan kepada mereka.
Sementara itu, Otoritas Penyiaran Israel menyatakan dalam sebuah pernyataan, seperti yang dikutip oleh Anadolu Agency, bahwa antara 75% hingga 80% dari 2.000 personel militer ini, yang diidentifikasi sebagai terluka dalam pertempuran, telah berhasil kembali ke unit mereka di lapangan.
Sebagai bagian dari perawatan psikologis yang telah ditentukan oleh otoritas medis militer, disarankan agar personel militer yang terdampak secara psikologis diintegrasikan kembali ke dalam aktivitas secepat mungkin, tambah penyiar tersebut.