WahanaNews.co | Amerika Serikat (AS) sering bikin manuver militer di Laut China Selatan untuk melawan klaim teritorial China di periaran yang disengketakan itu.
Operasi AS di Laut China Selatan, yang disebut Washington sebagai misi "kebebasan navigasi," sering kali mengarah pada situasi nyaris bentroknya antar militer dua negara, tetapi sejauh ini tidak ada tembakan yang dilepaskan.
Baca Juga:
Inovasi Crowdsourcing Maritim di Tengah Konflik Natuna
Namun demikian, Amerika telah kehilangan beberapa aset militernya di perairan yang kaya sumber daya di kawasan yang juga diklaim oleh Taiwan, Filipina, Vietnam, Brunei, dan Malaysia.
Berikut sejumlah aset utama militer AS yang "terbuang sia-sia" di Laut China Selatan seperti dilansir dari Sputnik, Sabtu (29/1/2022).
Baca Juga:
Peran Penting Indonesia dalam Menangani Konflik Laut China Selatan (LCS)
1. Jet tempur F-35 jatuh ke Laut China Selatan
Ini adalah kejadian terbaru. Jet tempur siluman paling canggih AS, F-35C Lightning II, mengalami kecelakaan pendaratan di dek kapal induk USS Carl Vinson (CVN 70) saat melakukan operasi penerbangan rutin di Laut China Selatan pada 24 Januari lalu.
Berbekal teknologi yang sangat rahasia, jet itu jatuh ke laut setelah kecelakaan tersebut. Angkatan Laut AS mengatakan bahwa tujuh personel angkatan laut, termasuk pilot, mengalami luka-luka dalam insiden tersebut. Dengan harga masing-masing sekitar USD100 juta, F-35C dirancang untuk beroperasi dari kapal induk.
Kecelakaan itu terjadi selama operasi kebebasan navigasi karena Angkatan Laut AS telah mengerahkan dua kapal induk, dua kapal amfibi, pengawal, dan 26 pesawat tempur gabungan F-35C Lightning II di Samudra Pasifik bagian barat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menggarisbawahi bahwa ini bukan pertama kalinya AS mengalami kecelakaan di Laut China Selatan.
“Pihak AS belum memberikan penjelasan yang jelas tentang alasan tabrakan kapal selam nuklirnya belum lama ini, dan sekarang pesawat berbasis kapal induk menabrak di Laut China Selatan," kata Zhao pada 27 Januari, meminta Washington untuk menghindari ketegangan di daerah tersebut.
2. Kapal selam bertenaga nuklir tabrakan dengan gunung bawah laut yang belum dipetakan
Sebuah kapal selam serang bertenaga nuklir AS, USS Connecticut, rusak parah setelah bertabrakan dengan gunung bawah laut yang belum dipetakan pada 2 Oktober 2021.
Laporan media menyebut akibat kecelakaan itu bagian depan kapal selam serang cepat kelas Seawolf itu mengalami kerusakan parah. Sedikitnya 11 personel kapal selam mengalami luka-luka dalam kecelakaan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China yang lain, Wang Wenbin mengatakan, AS harus memberikan penjelasan tentang niat navigasi kapal, lokasi spesifik kecelakaan.
"Apakah itu di zona ekonomi eksklusif atau perairan teritorial negara mana pun, dan apakah itu menyebabkan kebocoran nuklir atau kerusakan lingkungan laut," ujarnya saat itu.
Washington tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai kecelakaan itu. Angkatan Laut AS kemudian memecat kapten kapal dan dua perwira senior lainnya di kapal selam senilai USD3 miliar itu karena "kehilangan kepercayaan".
3. Tabrakan mematikan dua kapal penghancur kelas Arleigh Burke
Pada tahun 2017, kapal perusak kelas Arleigh Burke USS Fitzgerald dan USS John S. McCain bertabrakan dengan kapal dagang dalam dua insiden terpisah di Samudra Pasifik, menyebabkan 17 pelaut tewas dan beberapa terluka.
Pada 17 Juni, USS Fitzgerald senilai USD1,8 miliar bertabrakan dengan kapal kontainer berbendera Filipina di lepas pantai Jepang selama misi rahasia ke Laut China Selatan.
Dua bulan kemudian, kapal perusak lain - USS John S. McCain - menabrak sebuah kapal tanker minyak dan kimia, menewaskan 10 pelaut dalam kecelakaan itu.
Tabrakan terjadi di jalur timur ke Selat Singapura di Laut China Selatan setelah kapal perusak itu kembali dari operasi kebebasan navigasi di dekat pulau buatan China di Mischief Reef.
4. Tabrakan jet tempur pada 2001
Pada 1 April 2001, sebuah pesawat pengintai EP-3E AS menabrak sebuah jet tempur China di udara dekat Pulau Hainan. Pilot jet J-8II China tewas.
Insiden itu memicu kebuntuan diplomatik yang signifikan antara kedua negara karena China menolak untuk membebaskan 24 anggota awak AS dari jet yang rusak. [rin]