WahanaNews.co | Sekitar 400 rompi antipeluru yang akan dikirim ke Ukraina hilang pada Rabu (16/3). Semua rompi itu dicuri pihak tak bertanggung jawab di New York, Amerika Serikat.
Ratusan rompi itu berasal dari sebuah Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) yang diserahkan ke petugas untuk dikirim ke negara eks Uni Soviet yang tengah diserbu pasukan Rusia.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pencurian tersebut terjadi di markas besar Komite Kongres Ukraina Amerika Serikat (UCCA).
"Sekitar 400 rompi antipeluru hilang dari lokasi. Tidak ada penangkapan, dan penyelidikan sedang berlangsung," kata Juru Bicara Kepolisian New York, Letnan Jessica McRorie pada Kamis (17/3) dikutip AFP.
Sementara itu, seorang juru bicara UCCA juga mengonfirmasi pencurian tersebut. Menurutnya, sekitar 400 rompi antipeluru hilang di Manhattan, New York.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
"Kami tak tahu mengapa, bagaimana, perampokan itu terjadi atau siapa yang melakukan," tutur Jubir itu.
Polisi di Long Island, New York menyumbangkan rompi bekas untuk dikirim ke seluruh Ukraina, kata kelompok itu.
UCCA mengaku mengawasi puluhan kelompok Ukraina-Amerika di Negeri Paman Sam. Sekitar 1,2 hingga 1,5 juta warga Ukraina disebut tinggal di AS.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, banyak organisasi di AS yang mengumpulkan dana dan logistik ke negara di Eropa Timur itu. Barang-barang yang dikirim berupa makanan, pakaian, perlengkapan mandi, obat-obatan, peralatan militer yang tidak mematikan seperti helm dan pelindung tubuh.
Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia usai mereka memutuskan invasi pada 24 Februari lalu.
Sejak saat itu pertempuran dan ledakan terus terjadi hingga menelan korban jiwa. Menurut PBB, korban tewas sejak invasi mencapai 636 orang dan 1.125 terluka, sementara menurut pemerintah Ukraina korban meninggal sebanyak 2.000 jiwa.
Rusia baru bersedia mengakhiri invasi jika Ukraina tak bergabung dengan Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Ukraina menjadi negara netral, dan Crimea diakui sebagai bagian wilayah Moskow.
Adapun Ukraina, mereka menuntut gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia. Mereka juga menegaskan, tak akan melepas wilayah kedaulatan yang dimilikinya. [bay]