WAHANANEWS.CO, Jakarta - Lima tentara Israel tewas dan 10 lainnya terluka dalam sebuah ledakan saat melaksanakan operasi militer di Jalur Gaza utara, Senin (13/1/2025).
Insiden terjadi di kawasan Beit Hanoun ketika pasukan Brigade Nahal, unit pengintaian Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sedang memasang bahan peledak di sebuah bangunan.
Baca Juga:
Dunia Bungkam, Gaza Memasuki 2025 dengan Kehancuran Tanpa Henti
Ledakan itu mengakibatkan bangunan runtuh, menewaskan lima prajurit. IDF mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyatakan bahwa investigasi sedang dilakukan.
Media Lebanon Al Mayadeen menyebutkan bahwa runtuhnya bangunan disebabkan oleh bom antitank, namun klaim ini belum memiliki bukti pendukung.
Sementara itu, Mahmoud Bassal, juru bicara badan pertahanan sipil Hamas, menyatakan bahwa serangan udara Israel di Kota Gaza pada hari yang sama menghancurkan sekolah, rumah, serta tempat berkumpul warga, mengakibatkan setidaknya 50 korban jiwa.
Baca Juga:
Di Bawah Tekanan AS, Israel Siap Tuntaskan Krisis Kemanusiaan Gaza
Israel menyatakan operasi militernya di Gaza bertujuan mengurangi korban sipil, meskipun mereka menuduh Hamas memanfaatkan warga sipil sebagai perisai.
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden pada Senin menyebutkan bahwa negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas hampir mencapai kesepakatan final.
Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional AS, optimis kesepakatan ini dapat tercapai dalam waktu dekat, membuka harapan untuk penghentian konflik.
Pertempuran di Jalur Gaza meningkat sejak Oktober 2023, setelah serangan besar-besaran Hamas di wilayah Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.
Serangan balasan Israel menyebabkan 46.500 kematian dan 110.000 korban luka di Gaza, menurut otoritas setempat. Konflik ini memicu krisis kemanusiaan yang memperparah kehancuran di wilayah tersebut.
Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, total 405 tentara Israel dilaporkan tewas.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]