WahanaNews.co | Sekitar 65 rudal Rusia menyasar bangunan tempat tinggal dan stasiun energi di berbagai kota di Ukraina seharian kemarin, Rabu (23/11).
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pasukan pertahanan Kiev menembak jatuh 51 dari 65 rudal jelajah Kh-101 yang ditembakkan ke ibu kota, serta wilayah Vinnytsia, Lviv, dan Zaporizhzhia.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
"Pada siang hari, penjajah Rusia melakukan serangan besar-besaran pada objek infrastruktur energi Ukraina," kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, seperti dikutip Newsweek, Kamis (24/11/2022).
Serangan itu, yang memutus aliran listrik ke Kiev dan daerah lain, adalah salah satu serangan paling mengganggu yang dialami Ukraina dalam beberapa minggu terakhir.
Kyrylo Tymoshenko, Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, mengonfirmasi serangan terhadap fasilitas infrastruktur penting di beberapa wilayah.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Energoatom, perusahaan tenaga nuklir nasional Ukraina, melaporkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia—PLTN terbesar di Eropa—memasuki "mode pemadaman total" di tengah penembakan Rusia.
Pihak berwenang di Ukraina mengatakan bahwa salah satu rudal Rusia menghantam bangsal bersalin, membunuh seorang anak laki-laki yang baru lahir dan melukai ibunya di kota Vilniansk.
"Musuh sekali lagi memutuskan untuk mencoba mencapai dengan teror dan membunuh apa yang tidak dapat dia capai selama 9 bulan dan tidak akan dapat dicapai," tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Telegram.
"Sebaliknya, ia hanya akan dimintai pertanggungjawaban atas semua kejahatan yang dia bawa ke negara kita," lanjut Zelensky.
Anggota Parlemen Ukraina Lesia Vasylenko mengeklaim bahwa serangan rudal Rusia menewaskan total tujuh orang dan melukai 34 lainnya.
"Kapan mereka akan kehabisan senjata? Pemasok dan fasilitator perdagangan teknologi militer dengan Moskow harus diberi sanksi lebih keras," tulis Vasylenko di Twitter.
Sebelumnya pada hari Rabu, Parlemen Eropa memilih untuk menunjuk Rusia sebagai negara sponsor terorisme dalam langkah yang sebagian besar bersifat simbolis karena anggota Parlemen Eropa berusaha menuduh Kremlin melakukan kejahatan perang di Ukraina.
"Parlemen meminta Uni Eropa untuk lebih mengisolasi Rusia secara internasional," kata Parlemen Eropa dalam sebuah pernyataan. Mereka juga menyerukan paket sanksi kesembilan terhadap Moskow.
Zelensky menyerukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk mengambil tindakan terhadap Rusia atas serangan udara yang menghantam infrastruktur sipil yang membuat kota-kota Ukraina diselimuti kegelapan dan kedinginan saat musim dingin datang.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (24/11/2022), rentetan rudal Rusia menewaskan sedikitnya 10 orang. Serangan rudal itu memaksa penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), juga memutuskan pasokan listrik dan air di banyak wilayah.
"Hari ini hanya satu hari, tapi kami telah menerima 70 rudal. Itu adalah formula teror Rusia. Ini semua ditargetkan terhadap infrastruktur energi kami... Rumah sakit, sekolah-sekolah, transportasi, distrik permukiman, semuanya menderita," ungkap Zelensky dalam pidato terbaru via video link di hadapan Dewan Keamanan PBB.
Zelensky menyatakan Ukraina sedang menunggu untuk melihat adanya 'reaksi sangat tegas' dari dunia, terhadap serangan udara Rusia pada Rabu (23/11).
Namun diketahui Dewan Keamanan PBB sepertinya tidak akan bisa mengambil tindakan tegas untuk merespons permohonan Zelensky, mengingat Rusia merupakan salah satu anggota tetap yang memiliki hak veto.
Dalam tanggapannya, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyebut Presiden Rusia Vladimir Putih telah 'secara jelas menjadikan musim dingin sebagai senjata untuk menimbulkan penderitaan luar biasa pada rakyat Ukraina'.
Dia menyebut Putin 'akan berupaya membekukan negara itu agar tunduk' -- merujuk pada Ukraina.
Secara terpisah, Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengeluhkan diizinkannya Zelensky berpidato via video link dalam rapat Dewan Keamanan PBB. Dia menyebut hal itu jelas melanggar aturan Dewan Keamanan PBB.
Nebenzya juga menolak apa yang disebutnya sebagai 'ancaman dan ultimatum sembrono' oleh Ukraina dan para pendukungnya di Barat.
Diklaim oleh Nebenzya bahwa kerusakan yang dialami infrastruktur di Ukraina disebabkan oleh rudal-rudal yang ditembakkan sistem pertahanan udara Kiev yang kemudian jatuh di area-area sipil usai ditembakkan ke arah rudal-rudal Rusia. Dia menyerukan Barat untuk berhenti memasok rudal pertahanan udara ke Ukraina.
Gubernur Kiev dalam pernyataannya menyebut seluruh wilayah Kiev yang menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 3 juta orang, telah kehilangan pasokan listrik dan air mengalir. Sebagian besar wilayah Ukraina lainnya tengah mengalami persoalan serupa dan beberapa wilayah menerapkan pemadaman darurat untuk menghemat energi dan melakukan perbaikan. [rds]