Pada 14 Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang membuat amandemen Kode Udara Federasi Rusia.
RUU tersebut, yang diperkenalkan pemerintah dan ditujukan untuk mendukung industri transportasi Rusia dalam menghadapi sanksi eksternal, memungkinkan perusahaan penerbangan Rusia mendaftarkan jet asing sewaan mereka di dalam negeri.
Baca Juga:
Polishchuk: Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina Akan Dilakukan Secara Langsung
RUU itu juga memberi mereka kesempatan menerima sertifikat kelaikan udara domestik. Namun, setidaknya satu maskapai penerbangan Rusia, Red Wings, telah berjanji mengembalikan kedelapan pesawat Airbus yang disewa kepada pemiliknya.
Para ahli berspekulasi keputusan perusahaan berkaitan dengan ketakutan bahwa jetnya sendiri di luar negeri mungkin ditangkap.
Red Wings sangat bergantung pada penawaran Sukhoi Superjet 100 domestik Rusia. Putaran sanksi baru terhadap Rusia mengikuti keputusan Kremlin melancarkan serangan ke Ukraina. Operasi dimulai pada 24 Februari.
Baca Juga:
Di Awal Tahun 2023, Rusia Terus Bombardir Ukraina
Segera setelah itu, Amerika Serikat, Kanada, dan semua negara Uni Eropa menutup wilayah udara mereka untuk jet Rusia. Moskow telah menanggapi secara timbal balik.
Sebagai bagian dari sanksi anti-Rusia, Boeing dan Airbus telah menangguhkan pemeliharaan semua pesawat yang disewa oleh operator Rusia. Menurut pihak berwenang Rusia, satu-satunya tujuan pembatasan adalah menyakiti rakyat Rusia.
Presiden Putin menggambarkan sanksi anti-Rusia sebagai "agresi total yang tidak terselubung" dan "perang yang dilakukan dengan cara ekonomi, politik, dan informasi." [bay]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.