WahanaNews.co, Gaza City - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut sembilan staf Badan Bantuan dan Pekerja untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mungkin memang terlibat dalam serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. PBB menegaskan sembilan staf UNRWA itu akan dipecat.
Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (6/8/2024), hal tersebut diungkapkan dalam laporan Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB atau OIOS yang dirilis pada Senin (5/8) waktu setempat.
Baca Juga:
Sekelompok Duta Besar PBB Sampaikan Kekhawatiran Atas Tindakan Israel Terhadap UNRWA
OIOS telah menyelesaikan penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan 19 anggota staf UNRWA dalam serangan Hamas tersebut.
"Untuk sembilan orang, buktinya cukup untuk menyimpulkan bahwa mereka mungkin terlibat dalam serangan 7 Oktober," sebut wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, dalam pernyataannya.
"OIOS membuat temuan terkait 19 anggota staf UNRWA yang diduga terlibat dalam serangan tersebut," katanya.
Baca Juga:
AS Desak Israel Investigasi Serangan Udara Mematikan di Kamp Pengungsi Rafah, Palestina
"Dalam satu kasus, OIOS tidak memperoleh bukti yang mendukung tuduhan keterlibatan staf, sedangkan dalam sembilan kasus lainnya, bukti yang diperoleh OIOS tidak cukup untuk mendukung keterlibatan staf," jelas Haq dalam pernyataannya.
Disebutkan oleh Haq bahwa sembilan staf UNRWA, yang menurut penyelidikan terbukti mungkin terlibat dalam serangan Hamas tersebut, semuanya berjenis kelamin laki-laki. Dia tidak memberikan informasi detail soal apa yang mungkin telah mereka lakukan atau apa peran mereka.
"Bagi kami, partisipasi apa pun dalam serangan ini adalah pengkhianatan besar terhadap pekerjaan yang seharusnya kami lakukan atas nama rakyat Palestina," tegasnya.
Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut UNRWA telah mencapai "level terendah baru".
"Badan 'bantuan' Anda secara resmi telah mencapai titik terendah, dan inilah saatnya dunia melihat wajah Anda yang sebenarnya," sebut juru bicara internasional militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, dalam pernyataan via media sosial X.
PBB meluncurkan penyelidikan setelah Israel menuduh 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.
Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret lalu, dengan menyebut lebih dari 450 staf UNRWA merupakan anggota militer dalam kelompok-kelompok teroris Gaza. UNRWA mempekerjakan 32.000 orang di seluruh wilayah operasinya, dengan 13.000 orang di antaranya bertugas di wilayah Jalur Gaza.
UNRWA mengatakan pada Maret lalu bahwa beberapa staf yang dibebaskan dari tahanan Israel ke Jalur Gaza, dilaporkan telah ditekan oleh otoritas Israel untuk menyampaikan pernyataan palsu soal badan tersebut memiliki hubungan dengan Hamas dan bahwa staf badan tersebut ikut serta dalam serangan 7 Oktober.
[Redaktur: Alpredo Gultom]