WahanaNews.co | Negara Guinea Khatulistiwa atau Guinea Ekuatorial menggelar pemilu pada Minggu (20/11/2022). Diperkirakan, presiden petahana bakal terpilih lagi.
Presiden Teodoro Obiang Nguema merupakan presiden terlama di dunia, yang diperkirakan akan memperpanjang kekuasaannya selama 43 tahun, di negara penghasil minyak di Afrika Barat ini.
Baca Juga:
Dua Oknum ASN Pemkab Manokwari Disebut Bawaslu Langgar Netralitas
Lebih dari 400.000 orang mendaftar untuk memberikan suara di negara berpenduduk sekitar 1,5 juta.
Pemilih juga menentukan 100 anggota parlemen untuk majelis rendah, 55 dari 70 senator negara, dan walikota setempat.
Pengamat melihat Obiang (80) selalu terpilih dengan lebih dari 90% suara dalam jajak pendapat. Mesi ada keluhan lama dari kelompok hak asasi atas kurangnya kebebasan politik.
Baca Juga:
KPU Bone Bolango Sosialisasikan Pembentukan Pantarlih untuk Pemilihan Bupati Tahun 2024
Dia bersaing untuk masa jabatan keenam melawan dua kandidat oposisi Buenaventura Monsuy Asumu dan Andres Esono Ondo.
"Pemilihan presiden benar-benar tanpa ketegangan," kata Analis Senior Afrika di Perusahaan Intelijen Risiko Verisk Maplecroft, Maja Bovcon, mengutip Reuters, Minggu (20/11/2022).
"Penutupan perbatasan dan pelecehan serta penangkapan pendukung oposisi telah membuka jalan bagi perpanjangan 43 tahun pemerintahan Obiang," tambahnya.
AS dan Uni Eropa menyerukan pemilihan yang bebas dan adil, bahkan menyuarakan keprihatinan atas laporan pelecehan dan intimidasi terhadap kelompok oposisi dan masyarakat sipil.
Meski pemerintah menolak laporan itu, dan mengatakan AS dan Uni Eropa ikut campur tangan dalam proses pemilihan.
Sebelumnya Guinea Khatulistiwa hanya memiliki dua presiden sejak kemerdekaannya dari Spanyol 1968. Obiang menggulingkan pamannya Francisco Macias Nguema dalam kudeta pada 1979. [rds]