WahanaNews.co | Negara-negara Eropa siap meningkatkan keamanan di area instalasi minyak dan gas setelah dugaan sabotase atas kebocoran pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2.
Kebocoran pada pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 ditemukan pada Senin (26/9/2022) dan Selasa (27/9/2022).
Baca Juga:
Jurnalis AS Yakini Joe Biden Instruksikan Sabotase Pipa Nord Stream
Uni Eropa, AS, dan NATO menduga, kebocoran pada jaringan pipa yang menyalurkan gas dari Rusia ke Jerman tersebut disengaja, tetapi tidak menyalahkan Moskwa secara langsung.
Rusia mengatakan bahwa pihaknya tidak terlibat atas kerusakan dan kebocoran di pipa gas, sebagaimana dilansir BBC.
Saat pipa bocor, kebetulan tidak ada operasional yang berlangsung. Pasalnya, proyek Nord Stream 2 ditinggalkan setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.
Baca Juga:
Pipa Gas Rusia Nord Stream Alami Kebocoran di 4 Titik
Sedangkan Nord Stream 1 ditutup pada September oleh Rusia dengan alasan pemeliharaan.
Namun kedua pipa tersebut masih penuh dengan gas. Dan saat bocor, gas di dalam pipa menggelembung ke permukaan di area seluas satu Kilometer (Km) di permukaan laut, sehingga menyerupai air yang mendidih.
Menteri Energi Denmark Dan Jorgensen mengatakan, kebocoran itu kemungkinan akan berlangsung setidaknya selama sepekan, sampai gas yang keluar dari pipa habis.
Investigasi mengenai kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 telah diluncurkan.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen berjanji akan memberikan tanggapan sekuat mungkin jika serangan itu terbukti disengaja.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah tuduhan sabotase dengan menyebutnya tidak masuk akal.
Peskov menuturkan, dia sangat prihatin tentang kebocoran. Dia menambahkan bahwa kemungkinan serangan yang disengaja tidak dapat dikesampingkan.
Setelah dugaan sabotase terhadap pipa gas itu, Norwegia memutuskan untuk mengerahkan militernya guna melindungi infrastruktur penting.
Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Stoere mengatakan dalam konferensi pers bahwa militer akan lebih banyak terlihat di instalasi minyak dan gas.
Stoere mengatakan, setiap serangan akan ditangani bersama-sama dengan sekutu.
Angkatan Laut Norwegia juga akan dikerahkan untuk melindungi instalasi lepas pantai, sementara polisi dapat meningkatkan kehadiran di fasilitas darat.
Equinor, perusahaan energi milik negara Norwegia, juga mengatakan pada Rabu bahwa mereka juga telah meningkatkan langkah-langkah keamanan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berujar, dia telah membahas perlindungan infrastruktur penting dengan Menteri Pertahanan Denmark.
Sedangkan di AS, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan berucap bahwa Washington akan melanjutkan pekerjaannya untuk menjaga keamanan energi Eropa.
Seismolog melaporkan ledakan bawah air sebelum adanya kebocoran di pipa Nord Stream 1 dan Pipa Nord Stream 2.
Komando Pertahanan Denmark telah merilis rekaman kebocoran yang menunjukkan gelembung di permukaan Laut Baltik.
“Tidak ada keraguan bahwa ini adalah ledakan,” kata Bjorn Lund dari Pusat Seismologi Nasional Swedia.
Mike Fulwood, seorang peneliti senior di Institut Studi Energi Oxford mengatakan kepada BBC bahwa sabotase adalah penyebab kebocoran yang paling mungkin.
Jika sabotase dilakukan oleh Rusia, lanjut Fulwood, ini akan menjadi sesuatu yang aneh karena Moskwa telah mematikan pasokan gasnya melalui pipa itu.
Dia memperkirakan bahwa perbaikan bisa memakan waktu antara tiga dan enam bulan, karena bagian yang rusak perlu diganti. [qnt]