WahanaNews.co | Presiden Prancis Emmanuel Macron akhirnya bersedia membuka pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS), Selasa (28/9/2021).
Hal itu menyusul perselisihan kontrak kapal selam yang menyebabkan krisis diplomatik di antara kedua negara.
Baca Juga:
Perusahaan Satelit Navayo di Hungaria Tak Indahkan Panggilan Kejagung
“Negara-negara Eropa harus meningkatkan rencana pertahanan mereka dan membuat diri mereka dihormati," kata Macron.
“Orang-orang Eropa harus keluar dari kenaifan mereka,” ujar Macron dalam konferensi pers di Paris di mana dia berbicara secara terbuka untuk pertama kalinya, tentang kesepakatan pertahanan Indo-Pasifik antara AS, Australia, dan Inggris.
“Ketika kita berada di bawah tekanan, dengan menunjukkan bahwa kita juga memiliki kekuatan dan kapasitas untuk membela diri, akan membuat diri kita dihormati,” tambahnya.
Baca Juga:
Jet Tempur Mirage 2000 Unjuk Gigi, Hancurkan Kh-101 Rusia di Langit Ukraina
Dalam pakta tersebut, disebutkan bahwa Australia akan membatalkan kontrak untuk membeli kapal selam diesel-listrik Prancis.
Sebagai gantinya, mereka akan membeli kapal bertenaga nuklir dari AS. Menanggapi hal ini, Prancis pun berang dan memanggil pulang duta besarnya untuk AS.
“Duta Besar Philippe Etienne akan kembali ke Washington pada hari Rabu dengan mandat yang jelas,” kata Macron.