WAHANANEWS.CO, Jakarta - Otoritas penyiaran Israel menyampaikan bahwa lembaga keamanan negara itu telah mengambil keputusan untuk melarang kapal Freedom Flotilla bernama Madleen mendekat atau bersandar di perairan lepas pantai Gaza.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari blokade laut yang telah diberlakukan selama hampir 20 tahun terhadap wilayah tersebut.
Baca Juga:
Dukung Rezim Zionis, Inilah Negara-negara Superpower di Balik Iron Dome
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, dokter asal Prancis yang juga merupakan aktivis di kapal tersebut, Baptiste André, menyebut keputusan itu "tidak mengejutkan."
Ia mengatakan, “Kami sudah menduga hal ini sejak lama, tetapi hal itu tidak akan menghentikan kami untuk melanjutkan perjalanan ke Gaza guna mematahkan blokade yang tidak adil.”
Menurutnya, kehadiran kapal ini tidak menimbulkan risiko keamanan bagi Israel.
Baca Juga:
Gaza Berdarah Lagi: Israel Dituding Umpan Warga Lapar ke Ladang Pembantaian
“Pesan armada tersebut murni bersifat kemanusiaan, dan hal itu menyoroti blokade yang diberlakukan terhadap lebih dari dua juta warga Palestina di Gaza tidak dapat dilanjutkan,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa para penyelenggara terus menerima dukungan dari berbagai penjuru dunia dan sangat bergantung pada solidaritas internasional untuk mempertahankan misi ini.
André juga menyampaikan kekhawatiran bahwa Israel kemungkinan akan menggunakan "metode kekerasan" untuk menghentikan kapal dan menahan para penumpangnya.