Pada Kamis Putih tahun pertama kepemimpinannya, Paus langsung mengunjungi Casal del Marmo dan melakukan ritual pembasuhan kaki terhadap para tahanan muda—tindakan simbolis yang sarat makna belas kasih dan penebusan.
Namun, seruan moral Paus agar sistem peradilan lebih berwelas asih terhadap para narapidana, menurut Ambarus, kerap tidak diindahkan oleh lembaga negara. Upayanya untuk menghadirkan sistem yang lebih manusiawi sering kali kandas dalam ranah birokrasi.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Tutup Usia, Berikut Daftar Paus dari Masa ke Masa
Salah satu warisan terbesarnya adalah dibukanya Pintu Suci di Lapas Rebibbia, sebuah hak spiritual istimewa yang sebelumnya hanya tersedia di Basilika Santo Petrus.
Keputusan ini memperluas akses pastoral dan ibadah di dalam penjara, mendorong partisipasi aktif dari para relawan, imam, dan biarawati dalam pelayanan keagamaan di balik jeruji.
Sayangnya, keinginan Paus Fransiskus untuk menghadirkan perubahan sistemik melalui pengurangan masa hukuman sebagai bentuk kepercayaan terhadap potensi pertobatan para tahanan, sebagian besar tidak mendapat respon dari pihak pemerintah.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Tak Pernah Ambil Gaji Rp531 Juta per Bulan, Ternyata Ini Alasannya
Namun demikian, dedikasi dan pengorbanan beliau telah menorehkan jejak yang dalam dalam hati mereka yang terpinggirkan, serta menjadi inspirasi bagi banyak orang tentang makna kasih dan pengabdian sejati.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.