WahanaNews.co | Seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) Pakistan, yang hilang selama berhari-hari, ditemukan
tewas di Toronto.
Karima Baloch, 37 tahun, yang
mengasingkan diri di Kanada selama lima tahun, berkampanye untuk hak asasi
manusia di wilayah Balochistan yang bermasalah.
Baca Juga:
29 Orang Meninggal Akibat Cuaca Hujan dan Badai Petir di Pakistan
BBC melaporkan, Baloch
meninggalkan Pakistan pada 2015, setelah dituduh melakukan terorisme.
Balochistan telah lama menjadi tempat
tinggal bagi gerakan separatis pemberontak.
Menurut laporan BBC, sebelum ke Kanada, Baloch adalah pemimpin perempuan pertama
Organisasi Mahasiswa Baloch, yang sekarang dilarang.
Baca Juga:
Asif Ali Zardari Terpilih Sebagai Presiden ke-14 Pakistan dalam Pemilu 2024
Polisi Toronto mengatakan, ia hilang sejak Minggu (20/12/2020), dan penyebab kematiannya belum diumumkan.
Kepada surat kabar Inggris, The Guardian, suami
Baloch, Hammal Haider, mengatakan, Baloch
berjalan-jalan di Center Island, Toronto, dan tidak
pernah kembali.
"Saya tidak yakin itu tindakan
bunuh diri," katanya, kepada The Guardian.
"Ia adalah perempuan yang kuat, dan ia meninggalkan rumah dalam suasana hati yang baik. Kami
tidak bisa mengesampingkan tindak kekerasan, karena
hidupnya terancam. Ia meninggalkan Pakistan karena rumahnya digerebek lebih
dari dua kali. Pamannya dibunuh. Ia diancam untuk tidak melakukan kegiatan apa-apa, terutama kegiatan politik,
tetapi ia tidak bisa melakukannya, dan
melarikan diri ke Kanada," kata Haider.
Temannya, Lateef Johar Baloch, kepada BBC mengatakan, Baloch
baru-baru ini mendapat ancaman dari orang yang tidak dikenal bahwa seseorang
akan "memberinya pelajaran".
Saudara perempuan Baloch, Mahganj
Baloch, menyebut, kematian itu sebagai "tragedi
bagi keluarga" dan gerakan nasional Baloch.
Gerakan Nasional Balochistan
mengumumkan masa berkabung selama 40 hari setelah mengetahui kematian Baloch. [dhn]