Seperti diketahui, sanksi ekonomi Barat bertujuan menekan kalangan elite Rusia di lingkaran Presiden Vladimir Putin agar mendukung penarikan pasukan.
Artinya, dengan memberi perlindungan kepada para oligark tersebut, UEA telah menggagalkan upaya menghentikan perang.
Baca Juga:
Usai Veto AS, Sekjen PBB Kukuh Upayakan Gencatan Senjata di Gaza
UEA belum menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atau mengkritik invasinya ke Ukraina.
Negara Arab yang baru saja berduka atas wafatnya sang presiden, Khalifa bin Zayed Al Nahyan, tersebut juga memberikan visa kepada orang Rusia yang tidak terkena sanksi.
Diperkirakan, ratusan ribu orang telah meninggalkan Rusia sejak beberapa bulan terakhir.
Baca Juga:
Menko Airlangga: Kemitraan Indonesia-Uni Emirat Arab Berperan Penting dalam Mendukung Pembangunan di Indonesia
Seorang ekonom Rusia mengatakan, sebanyak 200.000 orang Rusia telah pergi dalam 10 hari pertama setelah perang dimulai.
Virtuzone, yang membantu perusahaan untuk mendirikan operasi di Dubai, telah melihat lonjakan besar klien Rusia.
"Kami menerima lima kali lebih banyak pertanyaan dari Rusia sejak perang dimulai," kata kepala eksekutif, George Hojeige.