WahanaNews.co | Beberapa negara di dunia terkenal karena sikapnya yang munafik, yakni selalu mengklaim bahwa mereka paling benar dan hebat, namun melupakan keberadaan diri mereka sendiri.
Menurut KBBI, kata 'munafik' dapat diartikan sebagai "suka (selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya" atau bermuka dua.
Baca Juga:
29 Orang Meninggal Akibat Cuaca Hujan dan Badai Petir di Pakistan
Banyak negara berusaha untuk menciptakan keamanan dan kedamaian dunia melalui berbagai kebijakan dan program.
Meskipun tujuannya baik, seringkali pelaksanaan yang mereka jalankan tidak sesuai dengan ucapan mereka, sehingga terlihat munafik.
Melansir Sindonews, inilah 4 negara paling munafik di dunia.
Baca Juga:
Asif Ali Zardari Terpilih Sebagai Presiden ke-14 Pakistan dalam Pemilu 2024
Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu negara adidaya yang memiliki pengaruh besar di dunia. Namun, terkadang mereka terlibat dalam masalah-masalah yang seharusnya tidak menjadi urusan mereka.
AS seringkali terlibat dalam konflik dan memberikan kritik terhadap negara-negara lain, termasuk negara-negara pesaingnya.
Sebagai contoh, AS menuduh China, India, dan Rusia melakukan pelanggaran hak asasi manusia berdasarkan Laporan Negara 2021 tentang Hak Asasi Manusia Departemen Luar Negeri yang dirilis pada tahun 2022.
Laporan tersebut menyebutkan dugaan genosida yang dilakukan oleh China terhadap Muslim Uighur dan kelompok etnis minoritas lain di Xinjiang.
Selain itu, laporan juga mencatat adanya peningkatan pelanggaran hak asasi manusia di India yang dilakukan oleh pejabat pemerintah, polisi, dan petugas penjara.
China membantah kebenaran laporan tersebut dan menuntut AS untuk menghentikan pernyataan yang tidak bertanggung jawab terkait pelanggaran hak asasi manusia di negara lain.
Beberapa pihak menilai bahwa AS memiliki standar ganda dan bersikap munafik dalam isu-isu yang berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia di seluruh dunia.
AS terlihat seperti memiliki superioritas moral dan etika, seolah menjadi panutan hak asasi manusia global, namun mereka sendiri memiliki catatan pelanggaran hak asasi manusia yang tidak ideal dalam beberapa kasus.
Misalnya, kasus Patrick Lyoya, seorang pria asal Republik Demokratik Kongo, yang ditembak di Michigan.
Selain itu, ada juga kasus kebrutalan polisi terhadap pria dan wanita kulit berwarna di AS, seperti George Floyd, Michael Brown, Breonna Taylor, dan Jacob Blake, yang semuanya tewas meskipun tidak bersenjata dan tak berdaya pada saat kejadian.
Israel
Sejak mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1948, Israel telah menghadapi berbagai konflik dengan negara-negara Arab.
Seiring berjalannya waktu, Israel memperkuat kekuatannya dengan dukungan dari sekutu, termasuk Amerika Serikat.
Namun, mirip dengan sekutunya, Israel juga terlibat dalam perselisihan dan terlihat sering campur tangan dalam urusan negara lain, seperti yang terjadi dalam konflik terbaru antara Rusia-Ukraina.
Israel dengan tegas mendukung kedaulatan Ukraina dan menganggapnya sebagai hal yang penting dan sakral. Namun, mereka tampak lupa dengan situasi Palestina.
Sementara mengutuk negara-negara lain yang melakukan invasi dan menargetkan warga sipil, bagaimana dengan nasib penduduk Palestina yang selalu hidup dalam ancaman dan ketakutan?
Kasus ini menjadi contoh yang menunjukkan tindakan munafik dari negara Israel.
Swedia
Swedia, sebuah negara Nordik di Eropa Utara, telah menarik perhatian dunia internasional terutama dalam hubungannya dengan umat Islam. Hal ini terkait dengan serangkaian insiden pembakaran salinan kitab suci Al-Qur'an yang dilakukan oleh warga negaranya.
Sebagai contoh, politisi sayap kanan Rasmus Paludan melakukan pembakaran Al-Qur'an di depan Kedutaan Turki di Stockholm pada awal 2023.
Tindakan tersebut memicu kecaman dan kemarahan dari negara-negara Islam di seluruh dunia.
Meskipun pemerintah Swedia mengkritik tindakan pembakaran Al-Qur'an oleh Paludan, namun mereka memberikan izin untuk tindakan tersebut dengan alasan kebebasan berekspresi sebagai bagian dari demokrasi.
Tindakan ini menimbulkan kesan bahwa Swedia menerapkan standar ganda dalam menangani isu-isu yang melibatkan umat Muslim.
Pandangan ini juga diungkapkan oleh mantan politisi sayap kanan dari Belanda, Arnoud van Doorn, yang menyoroti fenomena serupa di Swedia dan Belanda terkait pembakaran salinan Al-Qur'an, dan menilai adanya standar ganda terhadap umat Muslim.
“Seperti yang Anda ketahui, ada standar ganda terhadap muslim. Jika Anda membakar bendera Israel, itu akan menjadi anti-Semitisme, jika Anda membakar bendera pelangi (LGBT), itu adalah ujaran kebencian. Mereka semua provokatif, itu semua tindak pidana. Tapi jika Anda membakar Al-Qur'an, merusaknya atau mengolok-oloknya dengan cara lain, maka itu adalah kebebasan berekspresi," katanya seperti dikutip Middle East Monitor.
Pakistan
Pakistan adalah salah satu negara yang sering menghadapi keterkaitan antara kemunafikan dan demokrasi. Meskipun mengklaim sebagai negara yang menganut asas demokrasi, seringkali hal tersebut menyebabkan ketidakstabilan.
Sejak meraih kemerdekaannya, Pakistan menjadi sebuah negara yang berdasarkan demokrasi. Namun, sejak awal berdirinya, negara ini mengalami banyak pergolakan dan beberapa kali menghadapi kudeta.
Menurut Modern Diplomacy, tingkat demokrasi di Pakistan dapat diukur melalui beberapa indikator, seperti kebebasan berbicara, kebebasan pers, proses pemilu yang adil, dan supremasi hukum.
Meskipun Pakistan telah berusaha membangun pers yang bebas dan independen, sejarahnya mencatat adanya pengendalian media oleh pemerintah. Meskipun situasinya telah membaik, Pakistan masih menempati peringkat rendah dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia, menduduki peringkat 145 dari 180 negara pada tahun 2020.
Selain itu, proses pemilu juga menjadi indikator penting dalam mengukur tingkat demokrasi di suatu negara.
Pakistan memiliki catatan yang bervariasi dalam aspek ini. Beberapa pemilu, seperti yang berlangsung pada tahun 1970, 1977, dan 1988 dianggap bebas dan adil, tetapi pemilu tahun 2002 dan 2008 dituduh mengalami kecurangan.
Meskipun proses pemilu mulai membaik, Pakistan tetap menempati peringkat rendah dalam Indeks Demokrasi, menduduki peringkat 111 dari 167 negara pada tahun 2020.
Demikianlah beberapa negara paling munafik di dunia yang layak untuk diketahui. [eta]