WahanaNews.co | Badai Tropis Freddy menewaskan lebih dari 100 orang, sejumlah warga terluka dan meninggalkan jejak kehancuran di Mozambik dan Malawi pada Senin (13/03/2023). Badai dahsyat ini melanda Afrika Selatan untuk kedua kalinya dalam waktu singkat.
Menurut Organisasi Meteorologi Dunia, Freddy adalah salah satu badai terkuat yang pernah tercatat di belahan bumi selatan dan mungkin siklon tropis yang bertahan paling lama.
Baca Juga:
Sedikitnya 9 Orang Tewas Akibat Terjangan Badai di Australia
Topan itu melanda Mozambik tengah pada Sabtu lalu, merobek atap dan menyebabkan banjir yang meluas di sekitar pelabuhan Quelimane sebelum bergerak ke pedalaman Malawi dengan hujan lebat dan tanah longsor.
Di Mozambik khususnya, tingkat kerusakan dan jumlah total kematian tidak jelas, karena penerimaan telepon terputus di beberapa bagian wilayah yang hancur.
"Badai menewaskan 99 orang di Malawi, termasuk 85 orang di pusat bisnis utama Blantyre," kata Komisaris Penanggulangan Bencana Charles Kalemba dalam konferensi pers, menurut Reuters.
Baca Juga:
Taiwan Bakal Diterjang Topan Koinu dalam Beberapa Hari Ke Depan
Badai Freddy telah menewaskan sekitar 136 orang di Mozambik, Malawi, dan Madagaskar sejak pertama kali mendarat bulan lalu.
"Rumah Sakit Pusat Blantyre menerima sedikitnya 60 jenazah pada sore hari," kata Marion Pechayre, direktur Doctors Without Borders (MSF), kepada Reuters melalui telepon. Dia menambahkan bahwa sekitar 200 orang terluka sedang dirawat di rumah sakit.
"Korban luka-luka disebabkan oleh pohon tumbang, tanah longsor dan banjir bandang. Banyak rumah lumpur (rumah) beratap seng, sehingga atapnya jatuh menimpa kepala orang,” lanjutnya.
Sementara itu, juru bicara kepolisian Peter Kalaya mengatakan kepada Reuters bahwa tim penyelamat sedang mencari orang-orang di Chilobwe dan Ndirande, dua kota yang paling terpukul di kota terbesar kedua di negara itu, Blantyre, di mana hujan masih turun pada hari Senin dan sambungan listrik terputus. [ast/eta]